Pengguna Bulanan Aktif TikTok Tembus 150 Juta di AS

Selasa, 21/03/2023 06:27 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - TikTok mencatat memiliki 150 juta pengguna aktif bulanan di Amerika Serikat (AS). Angka ini naik dari 100 juta pada tahun 2020.

Aplikasi milik China mengkonfirmasi angka menjelang kesaksian CEO TikTok, Shou Zi Chew di hadapan Komite Energi dan Perdagangan DPR, yang ditetapkan pada Kamis (23/3).

Pada Jumat, enam senator AS lainnya mendukung undang-undang bipartisan untuk memberi Presiden Joe Biden kekuatan baru untuk melarang TikTok dengan alasan keamanan nasional.

Pekan lalu, TikTok mengatakan pemerintahan Biden menuntut agar pemiliknya di China melepaskan saham mereka di aplikasi atau dapat menghadapi larangan AS.

Aplikasi tersebut menghadapi tekanan yang semakin besar di Washington termasuk seruan untuk melarang aplikasi tersebut oleh banyak orang di Kongres yang khawatir data penggunanya di AS dapat jatuh ke tangan pemerintah China.

TikTok mengatakan pada September 2021 bahwa secara global ia memiliki lebih dari 1 miliar pengguna bulanan.

Ketua Komite Intelijen Senat Mark Warner, yang mensponsori undang-undang untuk memberi pemerintah lebih banyak kekuatan untuk melarang TikTok, mengatakan pada sarapan Christian Science Monitor bahwa menurutnya data TikTok AS tidak aman.

"Gagasan bahwa data dapat dibuat aman di bawah undang-undang (Partai Komunis China), tidak, tidak lulus uji penciuman."

TikTok mengatakan telah menghabiskan lebih dari US$1,5 miliar untuk upaya keamanan data yang ketat, menolak tuduhan mata-mata dan mengatakan "jika melindungi keamanan nasional adalah tujuannya, divestasi tidak menyelesaikan masalah: Perubahan kepemilikan tidak akan memaksakan pembatasan baru pada data aliran atau akses".

Angka-angka baru ini menunjukkan popularitas aplikasi yang luas, terutama di kalangan anak muda Amerika. Sekretaris Perdagangan Gina Raimondo mengatakan kepada Bloomberg News mungkin ada konsekuensi politik untuk melarang TikTok.

"Politisi dalam diri saya berpikir Anda benar-benar akan kehilangan setiap pemilih di bawah 35 tahun, selamanya," katanya.

Beberapa pembuat konten TikTok akan datang ke Washington minggu ini untuk menjelaskan mengapa aplikasi tersebut tidak boleh dilarang.

Sumber: Reuters

TERKINI
Genjot Penjualan di China, Toyota Gandeng Tencent Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore