Uni Eropa Sepakat Bendung Migran

Minggu, 05/02/2017 11:56 WIB

Vallette - Negara-negara yang terkabung dalam Uni Eropa (UE) menyetujui rencana untuk membendung aliran migrasi ke Eropa di sepanjang laut tengah Mediterania. Kesepakatn ini diambil saat diskusi meja bundar KTT informal yang diadakan di Valletta, Malta pada Jumat (3/2).

Salah satu yang menjadi bagian dari kesepakatan tersebut yaitu diadakannya pelatihan, peralatan, dan dukungan kepada Lybia sebagai penjaga pantai nasional, serta membendung adanya penyelundupan bisnis ilegal, demi mendukung perkembangan masyarakat lokal di Lybia.

Sedangkan mengenai dana yang nantinya akan diperlukan dalam rencana tersebut, Komisi Eropa telah memutuskan untuk memobilisasi sebagai langkah pertama tambahan 200 juta euro, atau setara dengan Rp2,88 triliun untuk Afrika Utara, dan untuk memberikan prioritas kepada migrasi Lybia.

Menurut Perdana Menteri Malta Joseph Muscat (selaku tuan rumah) menyebutkan bahwa upaya menanggulangi masalah migrasi bukanlah persoalan yang harus disikapi secara ekstrim, melainkan harus tahu cara-cara yang tepat demi kemajuan bersama.

"Ini adalah pertama kalinya semua negara anggota telah berhasil mencapai kesepakatan dan kemajuan bersama," ungkap Muscat, sebagaimana dilansir pada Xiunhuanet.

Presiden Uni Eropa, Donald Trusk yang juga hadir dalam acara tersebut menyerukan bahwa langkah-langkah yang disepakati itu akan membantu mengurangi migran, dan akan menyelamatkan nyawa orang banyak. Ia juga menambahkan bahwa Uni Eropa akan menyediakan bantuan kepada Lybia dalam pengelola kampung yang berpotensi dijadikan tempat pemukiman pengungsi.

"Libya sedang dalam situasi tertentu dan pemerintahan Lybia sedang dalam peperangan, namun itu bukanlah alasan untuk tidak ikut andil dalam masalh tersebut," kilah Trusk.

Di sisi lain Trusk juga mengungkapkan bahwa hubungan kerjasama antara Uni Eropa dan AS masih menjadi prioritas mutlak. Hal ini dikarenakan AS saat ini masih menjadi pilar utama di dunia. Oleh karena itu, Uni Eropa harus tetap percaya diri dan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip, sekaligus menjaga komunikasi dengan Washington.

"Satu-satunya ancaman nyata adalah kurang peka terhadap apa yang dihadapi. Jika Anda tidak bersatu, maka itu juga akan menjadi ancaman," tambahnya.[]

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya