Balon `Mata-mata` China Terbang di Situs Sensitif AS

Jum'at, 03/02/2023 15:11 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Balon pengintai China yang dicurigai telah terbang di atas Amerika Serikat (AS) selama beberapa hari tetapi Pentagon telah memutuskan untuk tidak menembak jatuhnya karena takut melukai orang di darat.

AS mengambil "penahanan" balon ketika memasuki wilayah udara AS dan telah mengamatinya dengan pesawat militer AS yang diujicobakan, seorang pejabat mengatakan kepada wartawan Pentagon pada Kamis tanpa menyebut nama.

"AS memiliki kepercayaan yang sangat tinggi bahwa itu adalah balon ketinggian tinggi China dan terbang di atas situs sensitif untuk mengumpulkan informasi," tambah pejabat itu.

Salah satu tempat balon itu terlihat adalah Montana, yang merupakan rumah bagi Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom, di mana terdapat sekitar 150 silo untuk rudal balistik antarbenua, termasuk Minuteman III yang berkemampuan nuklir.

"Pemerintah AS telah mendeteksi dan melacak balon pengintai ketinggian tinggi yang berada di atas benua Amerika Serikat sekarang," kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder kepada wartawan.

"Balon saat ini terbang di ketinggian jauh di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menimbulkan ancaman militer atau fisik bagi orang-orang di darat," sambung dia.

Dia mengatakan kegiatan pengawasan serupa telah terlihat dalam beberapa tahun terakhir, menambahkan AS telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan balon tidak mengumpulkan informasi sensitif.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, saat melakukan perjalanan di Filipina, mengadakan pertemuan pejabat senior Pentagon pada hari Rabu untuk membahas insiden tersebut.

Ketua DPR AS dari Partai Republik Kevin McCarthy mengatakan dia akan meminta pengarahan "Gang of Eight", mengacu pada pengarahan keamanan nasional rahasia untuk para pemimpin kongres, dan pemimpin Republik dan Demokrat, dari komite intelijen.

Pejabat pertahanan mengatakan AS telah "melibatkan" pejabat China melalui berbagai saluran dan mengomunikasikan keseriusan masalah tersebut.

Pengumuman Pentagon datang beberapa hari sebelum Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken diperkirakan melakukan perjalanan ke China. Tidak jelas apakah ini akan mempengaruhi rencana perjalanannya, yang belum diumumkan secara resmi oleh Departemen Luar Negeri.

AS memperluas kehadiran militernya di Asia dalam serangkaian langkah yang ditujukan untuk melawan Beijing dan meyakinkan sekutu Indo-Pasifik bahwa AS akan berdiri bersama mereka melawan ancaman dari China dan Korea Utara. 

Pada Kamis (2/2), Austin mengumumkan perluasan kerja sama militer dengan Filipina, sekutu lama AS di Asia Tenggara.

Pejabat senior pertahanan mengatakan AS telah memobilisasi jet tempur, termasuk F-22, untuk menembak jatuh balon tersebut jika diperintahkan oleh Gedung Putih.

Sumber: Al Jazeera

TERKINI
Dasco Pastikan Daftar Kabinet Prabowo-Gibran yang Beredar Tidak Benar Dunia Alami Krisis Guru, Ini Saran PGRI ke Pemerintah Genjot Penjualan di China, Toyota Gandeng Tencent Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China