NATO Desak Korea Selatan Tingkatkan Dukungan Militer untuk Ukraina

Selasa, 31/01/2023 01:01 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), Jens Stoltenberg mendesak Korea Selatan meningkatkan dukungan militer ke Ukraina.

Stoltenberg berada di Seoul, perhentian pertama dalam perjalanan yang akan mencakup Jepang dan ditujukan untuk memperkuat hubungan dengan sekutu Amerika Serikat (AS) dalam menghadapi perang di Ukraina dan meningkatnya persaingan dengan China.

Berbicara di Chey Institute for Advanced Studies di Seoul, dia berterima kasih kepada Korea Selatan atas bantuannya yang tidak mematikan ke Ukraina. Namun, dia juga mendesak Negeri Ginseng itu untuk berbuat lebih banyak mengingat ada kebutuhan mendesak untuk amunisi. 

"Saya mendesak Republik Korea untuk melanjutkan dan meningkatkan isu khusus dukungan militer," katan dia.

"Pada akhirnya, ini adalah keputusan yang harus Anda buat, tetapi saya akan mengatakan bahwa beberapa sekutu NATO yang memiliki kebijakan untuk tidak pernah mengekspor senjata ke negara-negara dalam konflik telah mengubah kebijakan itu sekarang," sambung dia.

Dalam pertemuan dengan pejabat senior Korea Selatan, Stoltenberg berpendapat bahwa kejadian di Eropa dan Amerika Utara saling berhubungan dengan kawasan lain, dan aliansi tersebut ingin membantu mengelola ancaman global dengan meningkatkan kemitraan di Asia.

Korea Selatan telah menandatangani kesepakatan besar untuk menyediakan ratusan tank, pesawat, dan senjata lainnya kepada anggota NATO Polandia sejak perang dimulai, tetapi Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan bahwa undang-undang negaranya yang melarang penyediaan senjata ke negara-negara yang berkonflik membuat penyediaan senjata ke Ukraina sulit.

Stoltenberg mencatat bahwa negara-negara seperti Jerman, Swedia, dan Norwegia memiliki kebijakan serupa tetapi mengubahnya. "Jika kita tidak ingin otokrasi dan tirani menang, maka mereka membutuhkan senjata, itulah kenyataannya," katanya, mengacu pada Ukraina.

Kepala NATO mengatakan "sangat penting" bahwa Rusia tidak memenangkan perang ini, tidak hanya untuk Ukraina tetapi juga untuk menghindari pengiriman pesan yang salah kepada para pemimpin otoriter, termasuk di Beijing, bahwa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan paksa.

Meskipun China bukan musuh NATO, itu telah menjadi "jauh lebih tinggi" dalam agenda NATO, kata Stoltenberg, mengutip peningkatan kemampuan militer Beijing dan perilaku koersif di wilayah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah pada hari Senin, Korea Utara menyebut kunjungan Stoltenberg sebagai "awal dari konfrontasi dan perang karena membawa awan gelap `Perang Dingin baru` ke kawasan Asia-Pasifik."

Tahun lalu Korea Selatan membuka misi diplomatik pertamanya untuk NATO, berjanji untuk memperdalam kerja sama di bidang non-proliferasi, pertahanan dunia maya, kontra-terorisme, tanggap bencana, dan bidang keamanan lainnya.

Kunjungan kepala NATO itu juga terjadi saat Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dijadwalkan tiba di Seoul pada Senin untuk melakukan pembicaraan dengan timpalannya dari Korea Selatan Lee Jong-Sup.

Sumber: Reuters

TERKINI
Anak Buah Arne Slot Bakal Menyusul Gabung Liverpool Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Mitsubishi Fuso Dukung Jambore Canter Mania di Jambi Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya