Era Digitalisasi, Kementan Dorong Penyuluh Update dan Upgrade Kemampuan

Kamis, 01/12/2022 11:53 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan, menghadapi era industri 4.0 seluruh insan pertanian tak terkecuali dengan penyuluh pertanian harus mampu beradaptasi di era digitalisasi.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan mengungkapkan bahwa penyuluh pertanian merupakan ujung tombak dalam proses pembangunan pertanian.

"Penyuluh adalah garda terdepan pendamping petani dalam kesuksesan pertanian. Oleh sebab itu, penguatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian harus terus kita lakukan," kata Mentan Syahrul.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga mengatakan, penyuluh pertanian saat ini harus diperkuat dengan bertransformasi menuju pertanian yang maju mandiri dan modern.

"Metode penyuluhan pertanian sebelumnya hanya menggunakan metode lakususi, sekarang ditambah dengan smart farming melalui pemanfaatan teknologi agar penyelenggaraan penyuluhan lebih maksimal," ujar Dedi.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan) BPPSDMP, Bustanul Arifin Caya menegaskan bahwa petani dan penyuluh pertanian harus mampu beradaptasi di era digitalisai.

Hal itu disampaikan Bustanul pada acara Temu Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian Provinsi Jawa Tengah yang bertemakan Penyuluh Masa Depan, Rabu (30/11) bertempat di Dusun Semilir, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Dia mengatakan, menyebarkan inovasi dan teknologi pertanian kepada petani merupakan salah satu peran dan tugas penyuluh pertanian agar petani mau mengadopsi dan menerapkan teknologi untuk mendongkrak produktivias pertanian.

"Tidak mungkin tercapai peningkatan produktivitas kalau tidak ada inovasi dan teknologi pertanian, apalagi sekarang kita ditambah lagi harus mengembangkan Smart Agriculture atau sistem pertanian cerdas. Smart Agriculture tidak akan terjadi apabila tidak dilakukan perlakuan inovasi dan teknologi," kata Bustanul.

Disebutkan Bustanul bahwa ada tiga ciri Smart Agriculture. Pertama, pemanfaatan biosains dan bioteknologi. Kedua, penggunaan mekanisasi pertanian, dan pemanfaatan Internet of Things (IoT).

"Kondisi seperti itu (era digitalisasi, Red) diharpakan ke depan penyuluh dan petani mau tidak mau agar mengupdate dan mengupgrade terus dirinya. Apalagi muridnya tidak berubah-ubah," imbuhnya.

 

TERKINI
Kenaikan UKT, Kemdikbudristek Sebut Imbas Penerapan MBKM Usai Diperiksa KPK, Sekjen DPR: Saya Sudah Sampaikan Semua Fakta ICW Minta KPK Periksa Anggota BPK Terkait Kasus SYL Sandra Dewi Diam-diam Penuhi Panggilan Kejagung