Senin, 16/01/2017 19:14 WIB
Jakarta – Utang luar negeri Indonesia ternyata masih banyak. Meski pada per November 2016 mengalami penurunan US$ 7,2 miliar dibanding akhir Oktober 2016 (US$ 323,2 miliar), namun utang luar negeri kita masih sekitar US$ 316 miliar, mencakup utang pemerintah dan utang swasta.
Penurunan utang dipicu perlambatan penarikan utang baik pemerintah dan swasta, maupun utang jangka panjang dan jangka pendek. "Posisi utang luar negeri sektor publik sebesar 154,5 miliar dolar AS dan swasta 161,5 miliar dolar AS," tulis laporan BI dalam Statitistik Utang Luar Negeri Indonesia yang diumumkan Senin (16/1).
Utang pemerintah atau publik tumbuh melambat menjadi 12,1 persen (year-on-year/yoy) dari 17,0 persen (yoy) pada Oktober 2016. Sedangkan utang swasta, seperti dikutip Antara, turun lebih dalam menjadi 3,4 persen (yoy), dibandingkan Oktober 2016 yang sebesar 2,0 persen (yoy).
Jika merujuk jangka waktu pengambilan utang tersebut, utang luar negeri berjangka panjang pada November 2016 tumbuh melambat menjadi 3,1 persen (yoy) atau sebesar 274,1 miliar dolar AS. Utang Luar Negeri (ULN) jangka panjang terdiri dari utang sektor publik sebesar 153,7 miliar dolar AS dan swasta 120,4 miliar dolar AS. Sementara utang berjangka pendek juga tumbuh melambat menjadi 7,1 persen atau menjadi sebesar 42,0 miliar dolar AS, yang terdiri dari ULN swasta sebesar 41,2 miliar dolar AS dan publik 0,8 miliar dolar AS.
BI: Rupiah Terkoreksi Hingga 5,07 Persen
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen
BI Pastikan Jaga Stabilitas Rupiah Imbas Geopolitik Timur Tengah
"Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir November 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,8 persen," demikian ditulis laporan BI.
Keyword : Utang luar negeri Bank Indonesia