Hadapi Resesi Global, Sektor-sektor Ini Bakal Bertahan

Rabu, 05/10/2022 16:12 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Menghadapi ancaman resesi global yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2023 mendatang, sebenarnya Indonesia masih memiliki sumber pertumbuhan ekonomi yang dapat menahan dampak negatif dari resesi global tersebut. Hal itu, diutarakan Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan dalam telekonferensi, Selasa kemarin.

Dia mengatakan, beberapa sektor masih akan tumbuh karena potensi pasar yang dimilikinya sangat besar, dan memiliki ruang untuk terus bertumbuh secara jangka panjang. "Misalnya sektor telekomunikasi, jasa kesehatan, dan sektor yang terkait program hilirisasi seperti nikel, bauksit, tembaga, dan timah," kata Panji.

Selain itu, beberapa sektor lainnya juga masih relatif kuat terhadap gejolak eksternal dari resesi global, sehingga diperkirakan masih akan terus tumbuh. "Misalnya seperti sektor makanan minuman, utilities atau listrik, air, dan gas, maupun juga sektor pemerintahan," ujarnya.

Kemudian, Panji juga yakin bahwa sektor komoditas seperti crude palm oil (CPO) dan batu bara, masih memiliki prospek yang cukup baik. Walaupun harga-harga komoditas terkoreksi tipis, namun tingkat harga-harga komoditas menurutnya masih relatif menarik dan menguntungkan bagi bisnis di sektor komoditas tersebut.

Meski demikian, Bank Mandiri melihat bahwa respons kebijakan yang nantinya harus diambil oleh pemerintah bersama pihak bank sentral serta para stakeholder terkait lainnya, harus mampu membawa ekonomi Indonesia relatif lebih stabil di tengah badai ekonomi global yang belum juga berhenti.

Satu hal yang perlu dicatat, menurut Panji, adalah bahwa komitmen bersama pemerintah dan otoritas moneter maupun juga sektor keuangan, diharapkan akan mampu membantu menopang pemulihan ekonomi Indonesia.

Sebab, kedepannya perekonomian Indonesia bersama dengan seluruh negara-negara di dunia, juga akan menghadapi tantangan global yang cukup besar seiring munculnya ancaman resesi global pada 2023 tersebut. "Dengan masih tingginya risiko ketidakpastian global, otoritas perekonomian perlu tetap berhati-hati dalam menjaga pemulihan ekonomi," ujarnya.

TERKINI
Genjot Penjualan di China, Toyota Gandeng Tencent Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore