Presiden Erdogan: Rusia Bukan Negara yang Bisa Diremehkan

Kamis, 08/09/2022 04:01 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan tidak melihat kebijakan provokatif Barat terhadap Rusia adalah benar, setelah negara-negara Uni Eropa dan Kelompok Tujuh (G7) mengusulkan pembatasan harga pada gas Rusia.

Presiden Vladimir Putin sebelumnya mengancam akan menghentikan semua pasokan jika Uni Eropa mengambil langkah tersebut, meningkatkan risiko penjatahan di beberapa negara terkaya di dunia musim dingin ini.

"Tidak perlu menyebutkan nama, tetapi saya dapat dengan jelas mengatakan bahwa saya tidak menemukan sikap yang diadopsi Barat itu benar," kata Erdogan pada konferensi pers dengan Presiden Serbia, Aleksandar Vucic di Beograd.

"Karena ada Barat yang memimpin kebijakan berdasarkan provokasi, tidak mungkin mencapai hasil di sana," katanya, menambahkan bahwa negara-negara lain tidak boleh meremehkan Rusia.

Vucic mengatakan bahwa Serbia telah meminta Turki untuk mengizinkannya mentransfer impor listrik dari Azerbaijan yang diperkirakan sekitar 2 gigawatt jam (GWH).

Pada 22 Agustus, Vucic dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliev menyetujui impor energi oleh Beograd dengan persyaratan yang tidak ditentukan. Negara Balkan menghasilkan sekitar 70 persen dari kebutuhan listriknya di pembangkit listrik tenaga batu bara.

"Saya telah meminta (Erdogan) untuk membantu kami dan mengalokasikan ruang ... untuk transfer listrik Azeri," katanya.

Serbia hampir sepenuhnya bergantung pada gas Rusia, tetapi ingin mendiversifikasi pasokan dan berencana untuk mulai mengimpor gas alam dari Azerbaijan pada 2023.

Vucic mengatakan bahwa musim dingin yang akan datang di Eropa mungkin terbukti menjadi "musim yang sangat dingin" karena krisis energi yang berasal dari perang di Ukraina. Meskipun Beograd mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, ia menolak untuk menjatuhkan sanksi pada Moskow.

"Jika seseorang benar-benar berpikir untuk mengalahkan Rusia secara militer (di Ukraina), maka kita harus bersiap tidak hanya untuk musim dingin tetapi juga musim dingin kutub," kata Vucic.

Serbia juga berencana untuk membeli drone bersenjata Bayraktar Turki mulai tahun 2023, kata Vucic, menambahkan bahwa mereka akan menginvestasikan ratusan juta euro dalam kesepakatan itu.

Sumber: Reuters

TERKINI
Masih Seksi di Usia 61 Tahun, Demi Moore Dipuji Putrinya Rumer Wilis Perselisihan Hukum antara Jamie Spears dan Britney Spears Terus Berlanjut Puluhan Musisi Suguhkan Tampilan Berkelas di Jakarta Street Jazz Festival 2024 Anggota DPR Geram Aksi Biadab Kekerasan Seksual kepada Siswi SMP di Lampung