Peniliti Sarankan Kebijakan Pertanian Diarahkan Pada Inovasi dan Keberlanjutan

Jum'at, 02/09/2022 10:59 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Azizah Fauzi mengatakan, sistem pertanian sudah sebaiknya diarahkan pada inovasi dan keberlanjutan, agar mampu mengatasi berbagai tantangan.

"Untuk mengadaptasi berbagai tantangan dalam kelangsungan sektor pertanian, sistem perlu memprioritaskan inovasi dalam meningkatkan produktivitas dan juga keberlanjutan," jelas Azizah dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (2/9).

Azizah menambahkan, faktor keberlanjutan perlu menjadi pertimbangan dalam memilih kebijakan pada sektor pertanian karena krisis iklim dan faktor alam sudah menjadi tantangan dalam penyediaan pangan.

Di saat negara-negara di dunia saling terhubung satu sama lain dalam pemenuhan pangannya, inovasi dan keberlanjutan menjadi kunci supaya sektor pertanian bisa terus memenuhi kebutuhan manusia.

Ia mengatakan, cara-cara bertani yang aman bagi lingkungan, fokus pada pengurangan emisi yang berkelanjutan, dan berfokus pada insentif dapat membawa keuntungan bagi manusia dan planet.

"Transformasi mendesak dilakukan demi mengurangi risiko krisis pangan di masa depan. Sistem pertanian perlu secara aktif mengambil strategi mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan. Penggunaan cara-cara bertani yang malah merusak lingkungan perlu segera dihentikan," ujarnya.

Menurutnya, sistem pertanian idealnya mengadaptasi keterbatasan lahan dengan memaksimalkan lahan yang ada melalui penggunaan input pertanian berkualitas dan menggencarkan pembangunan infrastruktur pendukung pertanian.

 "Para pembuat kebijakan perlu menghapus secara bertahap kebijakan-kebijakan yang merugikan seperti subsidi yang tidak mendukung pertanian berkelanjutan. Perlu juga memprioritaskan investasi dalam langkah-langkah inisiatif untuk mendorong keterjangkauan masyarakat akan pola makan sehat, membangun kerangka kerja dan mekanisme pelaksanaan kerjasama internasional untuk memastikan berlangsung merata dan memastikan pembangunan berkelanjutan global," kata Azizah.

Azizah menyebut ada beberapa hal yang masih perlu dimaksimalkan dalam rangka mendukung inovasi dan keberlanjutan dalam sektor pertanian. Pertama ilah mendorong investasi pada research and development (RnD) atau penelitian dan pengembangan (litbang) pada sektor pertanian.

Realisasi PMA di sektor pertanian hanya 3 persen-7 persen dari total realisasi PMA antara 2015 dan 2019, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2020 memperlihatkan. Angka ini menunjukkan masih besar peluang investasi pada sektor ini.

"Pemerintah perlu mengidentifikasi hal-hal strategis serta hambatan tantangan berinvestasinya supaya bisa segera diatasi," tambahnya.

Selanjutnya adalah mengembangkan kerangka kerja umum untuk untuk menciptakan pedoman yang mendukung pendekatan pertanian yang sehat, misalnya saja berinvestasi dalam sistem pertanian, R&D, inovasi, infrastruktur, dan layanan penyuluhan untuk mendorong pertumbuhan produktivitas yang berkelanjutan dan asupan nutrisi seimbang.

 Memberi insentif dan memastikan agar insentif tepat sasaran serta membantu usaha kecil dalam bisnis agrifood untuk mengadopsi inovasi perlu dilakukan demi mendukung peningkatan produktivitas dalam produksi makanan. Mereka juga dapat diarahkan untuk mengadopsi langkah-langkah yang berkelanjutan secara lingkungan.

"Berbagai pihak juga perlu mendorong dialog antara pemangku kepentingan atas dampak pendekatan sistem pertanian yang selama ini digunakan," tandasnya.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih