Rabu, 31/08/2022 10:20 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Kepulauan Solomon telah mengatakan kepada Amerika Serikat (AS) bahwa mereka menangguhkan semua kapal angkatan laut memasuki pelabuhannya.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, Kedutaan Besar (Kedubes) AS di ibu kota Australia, Canberra, mengatakan telah menerima pemberitahuan resmi dari Pemerintah Kepulauan Solomon mengenai moratorium semua kunjungan angkatan laut, sambil menunggu pembaruan dalam prosedur protokol.
Tidak ada komentar langsung dari pemerintah Kepulauan Solomon.
Langkah itu dilakukan seminggu setelah kapal Penjaga Pantai AS dilarang mengisi bahan bakar di Honiara, ibu kota Kepulauan Solomon.
Kepulauan Solomon akan Larang Semua Kapal Angkatan Laut Memasuki Pelabuhannya
Lawan Pengaruh China, AS Buka Kedubes di Solomon
USCGC Oliver Henry sedang berpatroli untuk penangkapan ikan ilegal di Pasifik Selatan untuk agen perikanan regional ketika gagal mendapatkan akses untuk mengisi bahan bakar di Honiara, kata Penjaga Pantai AS. Kapal itu malah dialihkan ke Papua Nugini.
Angkatan Laut Kerajaan Inggris tidak mengomentari secara langsung laporan bahwa HMS Spey, yang juga mengambil bagian dalam Operasi Kepala Pulau, juga ditolak untuk melakukan kunjungan pelabuhan di Kepulauan Solomon.
"Program kapal terus ditinjau, dan merupakan praktik rutin bagi mereka untuk berubah," kata Angkatan Laut Kerajaan dalam sebuah pernyataan. "Untuk alasan keamanan operasional, kami tidak membahas detailnya. Angkatan Laut Kerajaan berharap untuk mengunjungi Kepulauan Solomon di kemudian hari."
Selama Operation Island Chief, AS, Australia, Inggris, dan Selandia Baru memberikan dukungan melalui pengawasan udara dan permukaan untuk negara-negara kepulauan Pasifik yang berpartisipasi dalam operasi tersebut, termasuk Kepulauan Solomon.
Kepulauan Solomon memiliki hubungan yang tegang dengan Washington dan sekutunya sejak mencapai pakta keamanan dengan China pada Mei.
Baik Kepulauan Solomon dan China telah membantah pakta mereka akan mengarah pada pijakan militer China di Pasifik Selatan, meskipun draf perjanjian yang bocor menunjukkan perjanjian keamanan akan memungkinkan angkatan laut China untuk berlabuh dan mengisi kembali.
Sumber: Al Jazeera