Kapal gandum Ukraina Pertama Berlabuh di Turki

Kamis, 11/08/2022 05:14 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Kapal gandum pertama yang meninggalkan Ukraina di bawah kesepakatan yang didukung Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) pekan lalu berlabuh di Turki pada Rabu (10/8).

Kapal berbendera Sierra Leone, Razoni, meninggalkan pelabuhan Odessa, Ukraina, pada 1 Agustus membawa 26.000 ton jagung dan diperkirakan akan berlabuh di pelabuhan Tripoli, Lebanon, akhir pekan lalu.

Namun para pejabat Ukraina mengatakan penundaan pengiriman selama lima bulan yang disebabkan oleh invasi Rusia mendorong pembeli Lebanon untuk membatalkan kesepakatan begitu kapal sudah berada di laut.

Situs lalu lintas laut menunjukkan Kapal Razoni berlabuh di pelabuhan Mersin di Laut Mediterania Turki setelah menghabiskan beberapa hari berlabuh di lepas pantai.

Situs berita Middle East Eye mengutip seorang agen pengiriman yang mengatakan bahwa seorang pembeli dari Turki telah ditemukan untuk jagung tersebut. "Kargo dijual ... Akan (membongkar) di Mersin," kata Ahmed al-Fares dari Ashram Maritime Agency.

Perjanjian yang ditandatangani pihak-pihak yang bertikai dengan pejabat PBB dan Turki di Istanbul bulan lalu mencabut blokade Rusia terhadap pelabuhan Ukraina dan menetapkan koridor aman melalui ranjau yang diletakkan oleh Kyiv untuk menangkal serangan amfibi oleh Moskow.

Pejabat tinggi PBB yang mengawasi kesepakatan itu mengatakan pada Rabu bahwa 12 kapal pertama yang meninggalkan pelabuhan Ukraina di bawah kesepakatan itu kebanyakan membawa jagung, bukan gandum karena itu adalah hasil panen yang disimpan dalam silo pada saat invasi Rusia.

"Kami sebenarnya sedang bertransisi ke gandum," kata Frederick Kenney kepada wartawan.

"Kami telah membersihkan kapal pertama yang masuk" ke Ukraina melalui Selat Bosphorus untuk mengambil gandum, katanya. "Itu akan terjadi minggu depan," sambungnya.

Sumber: AFP

TERKINI
BPOM Pastikan AstraZeneca Tidak Lagi Dipergunakan di Indonesia Dinilai Perkuat Ekosistem, BUMN Pangan dan Pupuk Bakal Digabungkan Kuartal I, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen Legislator Sebut Pergantian Pertalite dengan Bio Ethanol Harus Dibahas DPR