ISIS Rekrut Perempuan Indonesia, Negara Harus Membentengi

Rabu, 28/12/2016 19:59 WIB

Jakarta - Ketua DPP Perempuan Bangsa Siti Masrifah prihatin dengan fenomena rekrutmen keanggotaan ISIS yang merambah perempuan Indonesia. Ia menganggap keterlibatan perempuan Indonesia dalam rencana teror yang digalang ISIS sebagai ancaman yang serius.

"Makanya sekarang, kita tau bahwa faktanya banyak perempuan yang direktrut jadi penganten (pelaku bom bunuh diri)," ujar Siti kepada Jurnas.com di Jakarta, Rabu (28/12/2016). 

Anggota komisi IX DPR fraksi PKB ini mendesak kehadiran negara dalam membentengi perempuan Indonesia dari bujuk rayu kelompok-kelompok radikal. Menurutnya, pemerintah perlu merumuskan sistem penangkal terorisme untuk menjamin perempuan dari rekrutmen keanggotaan jaringan terorisme. 

Siti mengungkapkan, dalam kajian pihaknya, perempuan merupakan entitas yang termarjinalkan secara sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Perempuan, kata dia, selalu menjadi kelas kedua. Sehingga pencapaian akses kesejahteraan yang didapatkannya sangat minim.  

Siti menganggap indikator utama terjeratnya perempuan dalam kubangan jaringan terorisme karena faktor ekonomi. "Makanya itu bisa juga terhadap perempuan yang dia tidak berdaya secara ekonomi kemudian dia akan diambil mereka (jaringan terorisme) untuk dijadikan jadi penganten (pelaku bom bunuh diri) dengan alasan ekonomi juga," ungkap dia.

Sebelumnya, Densus 88 menangkap seorang perempuan bernama Dian Yulia Novi. Dian ditangkap dalam rencana aksi teror peledakan bom di depan Istana.  Dari penyelidikan polisi, ternyata Dian merupakan seorang mantan Tenaga Kerja Wanita yang pernah bekerja di luar negeri. Dalam rencana teror tersebut, Dian berperan sebagai calon penganten atau pelaku bom bunuh diri.

Seperti diketahui, Dian merupakan istri kedua dari salah satu perencana peledakan bom di depan Istana yang memiliki keterkaitan dengan jaringan Bahrun Naim. Bahrun Naim sendiri teridentifikasi sebagai salah satu komunikator jaringan teror di Indonesia dengan ISIS.

Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris menegaskan jaringan teroris kini menyasar perempuan untuk menjadi pelaku bom bunuh diri. Mereka bertujuan untuk mengecoh aparat penegak hukum. 

Sebab, selama ini pelaku teror di Indonesia selalu identik dengan laki-laki. "Perempuan juga dianggap lebih mudah dipengaruhi. Terutama mereka yang memiliki masalah dalam keluarga," kata Irfan.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios