Senin, 23/05/2022 20:13 WIB
Tokyo, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meluncurkan pakta perdagangan baru dengan 12 negara Indo-Pasifik. Pakta tersebut bertujuan memperkuat ekonomi di tengah kekhawatiran inflasi di negeri Paman Sam, dan optimisme Biden resesi bisa dihindari.
12 negara yang bergabung dengan geng dagang AS ini ialah Australia, Brunei, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Bersama dengan AS, 12 negara ini mewakili 40 persen PDB dunia.
Kepada Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Biden mengakui bahwa ekonomi AS saat ini sedang bermasalah. Namun, masalah tersebut "kurang penting daripada yang dimiliki dunia."
"(Pakta) ini akan menjadi tangkapan. Ini akan memakan waktu," kata Biden dikutip dari Associated Press pada Senin (23/5), saat ditanya soal kemungkinan resesi di AS tidak dapat dihindari.
Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih
World Water Forum ke-10 Turut Buka Jalan Wujudkan Listrik Murah
DPR Dukung Kolaborasi Tingkatkan Kualitas SDM Kesehatan
Biden memastikan, kesepakatan perdagangan dirancang untuk menandakan dedikasi AS pada bidang ekonomi, dan untuk mengatasi kebutuhan stabilitas dalam perdagangan, menyusul gangguan yang disebabkan oleh pandemi dan invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan bersama, 12 negara yang bergabung menyatakan bahwa pakta itu secara kolektif "mempersiapkan ekonomi kita untuk masa depan", setelah dampak dari pandemi dan perang di Ukraina.
Dalam keterangan terpisah, Gedung Putih mengatakan pakta perdagangan itu akan membantu Amerika Serikat dan ekonomi Asia bekerja lebih dekat dalam berbagai masalah, termasuk rantai pasokan, perdagangan digital, energi bersih, perlindungan pekerja, dan upaya antikorupsi.
Rinciannya masih perlu dinegosiasikan di antara negara-negara anggota, sehingga sulit bagi pemerintah untuk mengatakan bagaimana perjanjian ini akan membantu pekerja dan bisnis AS, dan memenuhi kebutuhan global.
Kishida menyambut pakta perdagangan Biden yang baru, tetapi mengatakan dia masih berharap presiden akan mempertimbangkan kembali posisi Amerika Serikat, dan mengembalikannya ke pakta Trans-Pasifik yang ditarik oleh Trump.