Kamis, 05/05/2022 17:48 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Miliarder Rusia yang melarikan diri dari sanksi Barat akibat perang di Ukraina tiba di Uni Emirat Arab (UEA) dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Satu laporan mengatakan pembelian properti di Dubai oleh Rusia naik 67 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2022.
Virtuzone, yang membantu perusahaan yang didirikan di Dubai, telah melihat lonjakan besar dalam jumlah klien Rusia, CEO-nya George Hojiege mengatakan kepada BBC. "Kami menerima lima kali lebih banyak pertanyaan dari Rusia sejak perang dimulai," katanya.
Masuknya kekayaan ini telah merangsang pasar properti kota, dengan agen real estat Betterhomes mengatakan permintaan Rusia untuk vila dan apartemen mewah telah menghasilkan lompatan dua pertiga dalam pembelian baru selama kuartal pertama tahun ini.
Ukraina Mundur dari Tiga Desa di Timur, Zelenskiy Memohon Bantuan Senjata
Prabowo Suarakan Ketidakadilan Negara Barat, Bandingkan Palestina dan Ukraina
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS
Modern Living, agen real estat lainnya, mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah menyewa sejumlah besar agen berbahasa Rusia untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
Bukan hanya individu yang menumpang kereta mereka ke UEA, karena banyak perusahaan multinasional dan perusahaan rintisan telah merelokasi karyawan mereka ke negara tersebut.
Faud Fatullev, salah satu pendiri perusahaan blockchain WeWay, mengatakan bahwa dia dan mitranya telah memindahkan ratusan karyawan ke Dubai.
"Perang memiliki dampak besar pada operasi kami," tambahnya. "Kami tidak dapat melanjutkan (sebagaimana adanya) karena kami harus memindahkan ratusan orang ke luar Ukraina dan Rusia."
Demikian pula, orang-orang seperti Goldman Sachs, Google dan JP Morgan menutup operasi Rusia dan memindahkan beberapa karyawan mereka ke Dubai.
Sumber: Arab News
Keyword : Miliarder Rusia Uni Emirat ArabUkraina