AS Janji akan Buka Kembali Kedutaannya di Ukraina

Selasa, 26/04/2022 12:06 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan membuka kembali kedutaan besarnya di Ukraina dan menjanjikan lebih banyak bantuan militer untuk melawan pasukan Rusia.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan kemampuan mereka untuk datang ke ibu kota Ukraina adalah bukti kegigihannya dalam memaksa Moskow untuk meninggalkan serangan di ibu kota bulan lalu.

"Dalam hal tujuan perang Rusia, Rusia telah gagal dan Ukraina telah berhasil," kata Blinken setelah kunjungan tersebut.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Senin malam mengatakan bahwa krisis akan berakhir dengan kesepakatan tetapi isinya akan tergantung pada situasi militer, mengkritik Kyiv karena hanya meniru negosiasi.

Sebelumnya, duta besar Rusia di Washington mengatakan kepada AS untuk menghentikan pengiriman senjata, memperingatkan bahwa pengiriman besar senjata Barat mengobarkan konflik.

Perang dua bulan telah menewaskan atau melukai ribuan orang, membuat kota-kota menjadi puing-puing dan memaksa lebih dari lima juta orang melarikan diri ke luar negeri ketika serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak 1945 berlanjut.

Pasukan Rusia terpaksa mundur dari pinggiran Kyiv dalam menghadapi perlawanan keras dan belum merebut salah satu kota terbesar.

AS menjanjikan US$713 juta dalam bentuk bantuan baru untuk Ukraina dan negara-negara lain di kawasan yang dipandang berpotensi rentan terhadap ancaman Rusia. Gedung Putih juga memperingatkan kemungkinan akan ada lebih banyak sanksi terhadap Rusia.

Tambahan US$322 juta dalam bantuan militer untuk Ukraina akan mengambil total bantuan keamanan AS sejak invasi dimulai sekitar US$3,7 miliar, kata seorang pejabat.

Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Senin menyerang Barat, mengatakan telah gagal memecah belah masyarakat Rusia dan menuduhnya menghasut Kyiv merencanakan serangan terhadap wartawan Rusia, dalam komentar yang dibantah oleh dinas keamanan Ukraina.

Rusia berusaha mengganggu pasokan senjata dari sekutu Kyiv dengan mengebom infrastruktur kereta apinya, kata komando militer Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia kemudian mengatakan misilnya menghancurkan enam fasilitas yang menggerakkan jalur kereta api yang digunakan untuk mengirimkan senjata asing ke pasukan Ukraina di wilayah Donbas timur.

Lima stasiun kereta api diserang di Ukraina barat dan tengah pada Senin dan satu orang tewas, kata televisi Ukraina mengutip Kereta Api Ukraina yang dikelola pemerintah.

Dua orang terluka dalam penembakan di sebuah desa di wilayah Belgorod Rusia yang berbatasan dengan Ukraina, kata gubernur daerah itu pada Senin malam. Media tidak dapat memverifikasi laporan secara independen.

Rusia secara konsisten membantah menargetkan warga sipil atau berniat menggulingkan pemerintah Ukraina.

Moskow mengatakan pihaknya meluncurkan operasi militer khusus pada 24 Februari karena AS menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia, dan untuk melindungi orang-orang berbahasa Rusia di sana.

Sumber: Reuters

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios