PBB: Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Belum akan Tercapai Dalam Waktu Dekat

Selasa, 19/04/2022 05:59 WIB

WASHINGTON, Jurnas.com - Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Martin Griffiths menilai, gencatan senjata kemanusiaan antara pasukan Ukraina dan Rusia di Ukraina tidak ada di depan mata saat ini, tetapi mungkin dimungkinkan dalam beberapa minggu.

Hal itu disampaikan Griffiths dalam sebuah pengarahan kepada wartawan di markas besar PBB di New York tentang upayanya mengatur gencatan senjata lokal di Ukraina, sehingga warga sipil yang putus asa dapat dievakuasi dari daerah yang diperangi dan untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan.

Griffiths bertemu dengan pejabat senior di Moskow dan Kyiv bulan ini untuk membahas aspirasi PBB untuk gencatan senjata kemanusiaan dan cara untuk meningkatkan sistem untuk memberi tahu pihak evakuasi dan pergerakan pasokan kemanusiaan.

"Jelas, kami belum mendapatkan gencatan senjata kemanusiaan di pihak Rusia," katanya. "Saya membahas banyak detail tentang ini dan mereka terus berjanji untuk menghubungi saya tentang detail proposal itu."

"Saat ini, jika saya bisa berbicara mewakili pihak berwenang Rusia, mereka tidak menempatkan gencatan senjata lokal di atas agenda mereka," katanya. "Gencatan senjata tidak ada di depan mata saat ini. Mungkin beberapa minggu lagi. Mungkin sedikit lebih lama dari itu."

Griffiths mengatakan dia akan melakukan perjalanan ke Turki minggu ini untuk membahas dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan pejabat lainnya tentang prospek menjadi tuan rumah pembicaraan kemanusiaan antara Ukraina dan Rusia.

"Turki telah mampu menampilkan dirinya di kedua belah pihak sebagai tuan rumah yang benar-benar berharga dan berguna untuk pembicaraan itu," katanya.

Ia mengatakan, berencana untuk mengirim konvoi kemanusiaan dalam beberapa hari ke depan ke wilayah Donetsk timur, di mana separatis yang didukung Rusia mendeklarasikan republik, dan dari sana pasokan bantuan akan pergi ke Luhansk, wilayah separatis lainnya.

Invasi Moskow murupakan serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, yang menewaskan atau melukai ribuan orang. Lebih dari 7 juta orang diperkirakan menjadi pengungsi internal di Ukraina dan membutuhkan bantuan segera, menurut Komite Penyelamatan Internasional.

Sumber: Reuters

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih