Kamis, 22/12/2016 18:38 WIB
Jakarta - Laju inflasi tahun 2017 diprediksi meningkat menjadi 4,2 persen dibanding prediksi di akhir 2016 (year on year/yoy) sebesar 3-3,2 persen.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan mengatakan, kenaikan inflasi dipicu penaikan harga kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices). Wacana penyesuaian harga dari administered prices tahun 2017 sendiri meliputi kenaikan tarif listrik untuk segmen 900 volt ampere (VA) dan 450 VA.
Selain itu, kata Anton, kenaikan lanju inflasi juga bisa dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia, sehingga sangat mungkin memaksa pemerintah melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kenaikan harga BBM tentunya juga mendorong naiknya inflasi," ujar Anton dalam penjelasan proyeksi ekonomi 2017 di Jakarta, Kamis (22/12).
KPK Cecar Petinggi PT Taspen Soal Pengelolaan Investasi Rp1 Triliun
KPK Segera Panggil Dirut Taspen Antonius Kosasih Sebagai Tersangka
KPK Segera Panggil Dirut Taspen Antonius Kosasih Sebagai Tersangka
Kenaikan lanju inflasi sendiri akan membuat Bank Indonesia (BI) sulit menurunkan suku bunga acuan (7-Day Reverse Repo Rate) dalam menjaga stabilitas makroekonomi. "Tapi saya kira stabilitas masih bisa terjaga tahun depan. Kami menilai kurs rupiah akan bergerak rata-rata di Rp13.400 per dolar AS," jelas Anton.
Anton masih yakin laju pertumbuhan ekonomi 2017 akan tetap berlanjut dan ada di kisaran 5,1 persen, meski pun terjadi kenaikan laju inflasi. Karena itu, pemerintah harus melanjutkan konsolidasi fiskalnya, untuk membenahi kekurangan penerimaan pajak agar belanja negara tidak terganggu.
Keyword : Inflasi Bank Mandiri Anton