Horor di Bucha, Jerman Sebut Barat Bakal Setujui Lebih Banyak Sanksi Rusia

Senin, 04/04/2022 07:26 WIB

LVIV, Jurnas.com - Pemerintah Jerman mengatakan, Barat akan setuju menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dalam beberapa hari mendatang setelah Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di dekat Kyiv.

Ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991 setelah Amerika Serikat (AS) dan sekutunya memberlakukan sanksi yang melumpuhkan karena invasi Putin 24 Februari ke Ukraina.

Rusia pada Minggu membantah pasukannya bertanggung jawab atas kematian warga sipil di kota Bucha dan mengatakan Ukraina telah menggelar pertunjukan untuk media Barat.

Reuters melihat mayat-mayat berserakan di seluruh kota. Salah satu mayat tampak tangannya terikat dengan kain putih, dan ditembak di mulut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia melakukan genosida.

Barat memperingatkan lebih banyak sanksi. "Putin dan para pendukungnya akan merasakan konsekuensi dari tindakan mereka," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam sebuah pernyataan kepada wartawan.

Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht mengatakan, Uni Eropa harus berbicara tentang mengakhiri impor gas Rusia.

Jerman, ekonomi terbesar Eropa, sejauh ini menolak seruan memberlakukan embargo impor energi dari Rusia, dengan mengatakan ekonominya dan negara-negara Eropa lainnya terlalu bergantung pada mereka. Rusia memasok 40 persen kebutuhan gas Eropa.

Menteri Luar Negeri Italia, Luigi Di Maio mengatakan peristiwa di Bucha melepaskan gelombang kemarahan yang akan mengarah pada sanksi baru dan tidak mengesampingkan dalam beberapa jam ke depan mungkin ada perdebatan tentang masalah impor hidrokarbon dari Rusia.

Ia enambahkan bahwa Italia tidak akan memveto paket sanksi kelima.

AS mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas setiap kejahatan perang harus bertanggung jawab, Inggris mengatakan pihaknya meningkatkan sanksi dan Prancis mengutuk "pelanggaran besar-besaran" oleh pasukan Rusia di Ukraina.

Sanksi

Kremlin mengatakan sanksi Barat, yang paling memberatkan dalam sejarah modern  sama dengan deklarasi perang ekonomi dan bahwa Moskow sekarang akan melihat ke arah timur untuk mitra seperti China dan India.

Sebagian besar terputus dari ekonomi Barat, Rusia menghadapi kontraksi ekonomi terbesar selama beberapa dekade sementara harga meningkat. Putin mengatakan bahwa Barat tidak mengerti apa-apa tentang Rusia jika menganggap Rusia akan menyerah pada sanksi.

Namun, memotong gas Rusia atau lebih dari sumber daya alam Rusia  akan menghapus pertumbuhan di ekonomi terbesar Eropa, mengirim harga energi ke rekor dan mendorong gelombang kejut inflasi melalui ekonomi global.

Rusia, yang telah memasok gas ke Eropa sejak 1970-an, akan kehilangan ratusan miliar dolar dalam pendapatan mata uang asing. Ini kemungkinan akan memperkuat tanggapannya terhadap "perang ekonomi" Barat.

"Dunia jauh lebih besar dari Eropa - dan faktanya Rusia jauh lebih besar dari Eropa - jadi cepat atau lambat kita akan berdialog tidak peduli apa yang diinginkan orang-orang di seberang lautan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada televisi pemerintah Channel One.

Ukraina menyerukan embargo minyak, gas dan batu bara penuh, larangan kapal dan kargo Rusia dan pemutusan semua bank Rusia dari SWIFT.

Invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal.

Putin mengatakan operasi militer khusus di Ukraina diperlukan karena AS menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia oleh Ukraina.

Ukraina mengatakan Moskow melancarkan perang agresi dan klaim penganiayaan Putin adalah omong kosong.

Sumber: Reuters

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?