Minggu, 03/04/2022 15:55 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Latvia mengatakan negara-negara Baltik tidak lagi mengimpor gas alam Rusia, karena negara-negara Eropa mencoba untuk melepaskan diri dari sumber energi Rusia setelah perang Ukraina.
"Jika masih ada keraguan tentang apakah mungkin ada kepercayaan dalam pengiriman dari Rusia, peristiwa terkini jelas menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada lagi kepercayaan," kata CEO Conexus Baltic Grid, Uldis Bariss pada Sabtu dikutip dari Aljazeera, Minggu (3/4).
"Sejak 1 April, gas alam Rusia tidak lagi mengalir ke Latvia, Estonia, dan Lithuania," katanya kepada radio Latvia, seraya menambahkan bahwa pasar Baltik saat ini dilayani oleh cadangan gas yang disimpan di bawah tanah di Latvia.
Langkah itu dilakukan saat Presiden Vladimir Putin berusaha memanfaatkan status Rusia sebagai kekuatan energi.
Bukan Hanya Mahasiswa, Anggota Staf Uni Eropa Ramai-ramai Protes Perang Israel di Gaza
Importir Khawatir Pasokan Makanan Berkualitas Terganggu karena Pengecekan di Brexit
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dengan ekonomi Rusia yang dilumpuhkan oleh sanksi internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, Putin memperingatkan anggota Uni Eropa bahwa mereka perlu membuat rekening rubel untuk membayar gas Rusia.
Dia mengatakan pada hari Kamis bahwa kontrak yang ada akan dihentikan jika pembayaran tidak dilakukan.
Sementara Amerika Serikat (AS) melarang impor minyak dan gas Rusia, Uni Eropa yang menerima sekitar 40 persen pasokan gasnya dari Rusia pada tahun 2021 tetap mempertahankan pengiriman dari Moskow.
Presiden Lituania Gitanas Nauseda meminta anggota Uni Eropa lainnya untuk mengikuti contoh Baltik. "Mulai bulan ini – tidak ada lagi gas Rusia di Lithuania," katanya di Twitter.
"Bertahun-tahun yang lalu negara saya membuat keputusan bahwa hari ini memungkinkan kita tanpa rasa sakit untuk memutuskan ikatan energi dengan agresor," tambahnya.