Rusia Andalkan China Hadapi Tekanan Sanksi Barat

Senin, 14/03/2022 06:31 WIB

LONDON, Jurnas.com - Pemerintah Rusia mengatakan mengandalkan China untuk membantunya menahan tekanan terhadap ekonominya dari sanksi Barat. Sanksi tersebut telah membekukan hampir setengah dari cadangan emas dan mata uang asingnya.

"Kami memiliki sebagian dari cadangan emas dan valuta asing kami dalam mata uang China, dalam yuan. Dan kami melihat tekanan apa yang diberikan negara-negara Barat pada China untuk membatasi perdagangan timbal balik dengan China. Tentu saja, ada tekanan untuk membatasi akses ke cadangan itu," kata Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, dikutip dair Reuters, Senin (14/3).

"Tetapi saya pikir kemitraan kami dengan China masih akan memungkinkan kami untuk mempertahankan kerja sama yang telah kami capai, dan tidak hanya mempertahankan, tetapi juga meningkatkannya di lingkungan di mana pasar Barat ditutup," sambungnya.

Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada perusahaan dan sistem keuangan Rusia sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus.

Komentar Siluanov dalam sebuah wawancara TV menandai pernyataan paling jelas dari Moskow bahwa pihaknya akan mencari bantuan dari China untuk meredam dampaknya.

Kedua negara telah mempererat kerja sama dalam beberapa waktu terakhir karena keduanya berada di bawah tekanan kuat Barat atas hak asasi manusia dan sejumlah masalah lainnya.

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping bertemu di Beijing pada 4 Februari dan mengumumkan kemitraan strategis yang mereka katakan bertujuan melawan pengaruh Amerika Serikat (AS), menggambarkannya sebagai persahabatan tanpa batas.

Sanksi terhadap cadangan Rusia telah menjadi salah satu tindakan paling menyakitkan bagi ekonomi Rusia.

Sebulan yang lalu, Siluanov mengatakan Rusia akan mampu menahan sanksi berkat cadangan yang melimpah dan bahkan mempertimbangkan untuk menawarkan Eurobonds kepada investor asing begitu volatilitas pasar mereda.

Pada Minggu ia mengatakan sanksi telah membekukan sekitar US$300 miliar dari US$640 miliar yang dimiliki Rusia dalam cadangan emas dan valasnya.

Siluanov juga mengatakan Rusia akan memenuhi kewajiban utang negaranya dan akan membayar rubel kepada pemegang utangnya sampai cadangan negara dicairkan.

TERKINI
Yogi Gemblez dan Epy Kusnandar Ngaku Gunakan Ganja Untuk Kebutuhan Pribadi Viral Pencurian 6 Ban Mobil di ITC Cempaka Mas, Pelakunya Sudah Ditangkap Soal Minyak Cong, Polisi Gerak Cepat, Masyarakat Minta Jangan Sampai Kecolongan Pernikahan Ben Affleck dan Jennifer Lopez Digosipkan Bermasalah