Senin, 07/03/2022 11:03 WIB
New York, Jurnas.com - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengungkapkan, pasukan Rusia memperketat kontrol mereka di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia sejak merebutnya Jumat pekan lalu.
Regulator nuklir Ukraina memberitahu PBB bahwa anggota staf di pabrik yang terbesar di Ukraina, sekarang diminta untuk meminta persetujuan untuk setiap operasi bahkan pemeliharaan, dari pasukan Rusia.
Pasukan Rusia juga telah mematikan beberapa jaringan seluler dan internet di pabrik, menghambat kemungkinan menerima informasi yang dapat dipercaya dari situs tersebut melalui saluran komunikasi normal.
"Saya sangat prihatin dengan perkembangan yang dilaporkan kepada saya hari ini," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dikutip dari Aljazeera pada Senin (7/3).
Ukraina Mundur dari Tiga Desa di Timur, Zelenskiy Memohon Bantuan Senjata
Prabowo Suarakan Ketidakadilan Negara Barat, Bandingkan Palestina dan Ukraina
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS
"Agar dapat mengoperasikan pabrik dengan aman dan selamat, manajemen dan staf harus diizinkan untuk menjalankan tugas vital mereka dalam kondisi stabil tanpa gangguan atau tekanan eksternal yang tidak semestinya," tambah dia.
Badan PBB itu diberitahu bahwa sejak Minggu (6/3) kemarin, saluran telepon termasuk email dan faks tidak berfungsi. Komunikasi telepon seluler masih dimungkinkan, tetapi dengan kualitas yang buruk.
"Situasi yang memburuk mengenai komunikasi vital antara regulator dan PLTN Zaporizhzhia juga menjadi sumber keprihatinan yang mendalam, terutama selama konflik bersenjata yang dapat membahayakan fasilitas nuklir negara setiap saat," kata Grossi.
Meskipun kesulitan, badan tersebut menegaskan bahwa tingkat radiasi di pabrik tetap normal.
Keyword : Rusia Ukraina Pembangkit Listrik Nuklir