Jum'at, 04/03/2022 07:18 WIB
PARIS, Jurnas.com - Presiden Prancis, Emmanuel Macron yakin "yang terburuk akan datang" di Ukraina setelah panggilan telepon selama 90 menit dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang tampaknya berniat merebut seluruh negara itu.
"Harapan presiden adalah yang terburuk akan datang, mengingat apa yang dikatakan Presiden Putin kepadanya," kata seorang ajudan senior pemimpin Prancis kepada wartawan tanpa menyebut nama, dikutip dari AFP, Jumat (4/3).
"Tidak ada apa pun dalam apa yang dikatakan Presiden Putin kepada kami yang dapat meyakinkan kami. Dia menunjukkan tekad yang besar untuk melanjutkan operasi," lanjut ajudan itu.
Ia menambahkan bahwa Putin "ingin menguasai seluruh Ukraina. Dia akan, dengan kata-katanya sendiri, melakukan operasinya untuk `menghancurkan` Ukraina sampai akhir."
Rusia Masukkan Presiden Zelenskiy dari Ukraina Dalam Daftar Orang yang Dicari
Rusia Klaim Usir Tentara Ukraina dari Wilayah Seluas 547 Kilometer Persegi Tahun Ini
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone
"Anda dapat memahami sejauh mana kata-kata ini mengejutkan dan tidak dapat diterima dan presiden mengatakan kepadanya bahwa itu bohong," kata ajudan itu.
Macron juga mendesak Putin untuk menghindari korban sipil dan mengizinkan akses kemanusiaan.
"Presiden Putin menjawab bahwa dia mendukung tetapi tanpa membuat komitmen apa pun," kata ajudan itu, seraya menambahkan bahwa Putin telah membantah bahwa militer Rusia menargetkan infrastruktur sipil di Ukraina.
Macron sekali lagi akan mendorong sanksi tambahan terhadap Rusia untuk meningkatkan biaya invasi, kata ajudan itu sambil menyangkal adanya ketegangan terbuka antara kedua pria itu.
"Presiden Putin memiliki cara berbicara yang sangat netral dan sangat klinis. Dia terkadang menunjukkan tanda-tanda ketidaksabaran, tetapi pada dasarnya tidak ada tanda-tanda ketegangan terbuka selama pertukaran," kata ajudan itu.