AS Tingkatkan Sistem Pertahanan Rudal Patriot Taiwan

Selasa, 08/02/2022 08:52 WIB

WASHINGTON, Jurnas.com - Pentagon mengatakan, Amerika Serikat (AS) menyetujui kemungkinan penjualan peralatan dan layanan senilai US$100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun ke Taiwan untuk mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan sistem pertahanan rudal Patriot.

 

Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) mengatakan pihaknya telah menyampaikan sertifikasi yang diperlukan untuk memberi tahu Kongres setelah persetujuan Departemen Luar Negeri untuk penjualan, yang diminta kedutaan de facto Taiwan di Washington.

DSCA dalam sebuah pernyataa mengatakan, meningkatkan sistem pertahanan udara Patriot akan membantu meningkatkan keamanan penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi, dan kemajuan di kawasan.

"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," kata badan tersebut.

DSCA mengatakan, kontraktor utama adalah Raytheon Technologies dan Lockheed Martin

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemhan) Taiwan mengatakan menyambut keputusan itu.

"Dalam menghadapi ekspansi militer China yang berkelanjutan dan tindakan provokatif, negara kami akan menjaga keamanan nasionalnya dengan pertahanan yang solid, dan terus memperdalam kemitraan keamanan yang erat antara Taiwan dan AS," katanya dalam sebuah pernyataan.

Kemhan Taiwan mengatakan keputusan untuk mendapatkan rudal Patriot yang lebih baru dibuat selama pertemuan 2019 dengan pejabat AS di pemerintahan Presiden Donald Trump.

Kemhan mengatakan kesepakatan itu diharapkan berlaku dalam waktu satu bulan.

Pulau yang diperintah secara demokratis itu telah mengeluhkan misi berulang-ulang oleh angkatan udara China di zona pertahanan udaranya, bagian dari apa yang dilihat Washington sebagai upaya Beijing untuk menekan Taipei agar menerima kedaulatannya.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, tetapi Washington adalah pendukung terbesarnya dan terikat oleh hukum untuk menyediakan sarana untuk membela diri.

Para pejabat AS telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga dapat menjadi "landak", sulit untuk diserang oleh China, dan penjualan senjata semacam itu selalu membuat marah China.

Duta Besar China untuk Amerika Serikat bulan lalu mengatakan bahwa kedua negara adidaya itu bisa berakhir dalam konflik militer jika Washington mendorong kemerdekaan Taiwan.

Sumber: Reuters

TERKINI
Sweater `Buluk`Kim Kardashian Dianggap tak Matching dengan Gaun Glamor Met Gala 2024 Protes Perang Israel di Gaza, Bendera Palestina Berkibar di Kampus-kampus Spanyol Sibuk Bantu Banjir di Brasil, Gisele Bundchen Absen di Met Gala 2024 Victoria Beckham Rancang Gaun Renda Phoebe Dynevor di Met Gala 2024