Selasa, 01/02/2022 19:53 WIB
Mexico City, Jurnas.com - Salah satu outlet berita negara bagian Michoacan, Meksiko mengklaim salah satu karyawannya, Roberto Toledo, menjadi pekerja media keempat yang terbunuh di negara itu dalam waktu kurang dari sebulan.
Serentetan pembunuhan selama berminggu-minggu memicu protes, di mana kelompok kebebasan pers mendesak pemerintah berbuat lebih banyak untuk melindungi jurnalis.
Dua dari mereka yang terbunuh dalam beberapa pekan terakhir, termasuk Toledo, telah menjadi bagian dari program perlindungan federal untuk jurnalis. Satu jurnalis lainnya akan bergabung, menurut kelompok hak asasi manusia.
"Untuk mengungkap administrasi korup dan pejabat dan politisi korup, hari ini yang menyebabkan kematian salah satu rekan kami," terang Armando Linares, Direktur Monitor Michoacan, pasca pembunuhan Toledo pada Senin (Selasa waktu setempat) dikutip dari Aljazeera.
Mantan Wapres Ekuador Dirawat di Rumah Sakit usai Penangkapan di Kedutaan Meksiko
Pemerintah Amerika Latin Aksi Protes usai Penggerebekan Kedutaan Besar di Ekuador
Meksiko Tangguhkan Hubungan dengan Ekuador setelah Penangkapan Mantan Wapres
Linares mengatakan Toledo yang telah bekerja sebagai videografer untuk outlet berita selama dua tahun, telah bersiap untuk merekam kolom video reguler di kantor hukum wakil direktur situs web, ketika dia ditembak oleh para penyerang.
Kantor jaksa agung Michoacan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Toledo meninggal karena luka-lukanya. Otoritas negara bagian mengatakan mereka sedang menyelidiki pembunuhan itu tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Dalam sebuah pesan video, Linares mengatakan outlet telah melaporkan beberapa cerita sensitif, termasuk tiga komunitas pribumi yang bekerja menuju pemerintahan sendiri, kejahatan terorganisir di daerah tersebut, dan pembalakan liar dan korupsi di pemerintah daerah.
Dia mengatakan situs web itu sebelumnya telah menerima ancaman terkait pelaporannya tentang korupsi pemerintah.
"Tim Monitor Michoacan telah menerima ancaman pembunuhan selama berminggu-minggu, berbulan-bulan. Kami tahu dari mana semua ini berasal," kata Linares, tanpa mengidentifikasi orang-orang yang menurutnya bertanggung jawab.