AS Perintahkan Staf Tinggalkan Kedubes di Ukraina

Senin, 24/01/2022 11:06 WIB

Kyiv, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) memerintahkan keluarga semua staf Amerika di Kedutaan Besar AS di Ukraina, untuk meninggalkan negara itu di tengah kekhawatiran serangan dari Rusia.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (24/1), Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan bahwa staf kedutaan yang tidak penting dapat meninggalkan Ukraina dengan biaya pemerintah, dan semua orang Amerika harus mempertimbangkan untuk segera pergi.

Aktivitas militer Rusia memicu kekhawatiran di Washington dan ibu kota Barat lainnya, setelah Moskow mencaplok Krimea pada tahun 2014. Rusia bersikeras tidak memiliki rencana untuk melakukan invasi.

Kedutaan Besar AS di Kyiv memperingatkan bahwa "tindakan militer oleh Rusia dapat terjadi kapan saja dan pemerintah Amerika Serikat tidak akan berada dalam posisi untuk mengevakuasi warga Amerika dalam keadaan darurat seperti itu, sehingga warga AS yang saat ini hadir di Ukraina harus merencanakannya dengan tepat."

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menolak seruan untuk segera menjatuhkan sanksi ekonomi pada Rusia, dengan mengatakan bahwa hal itu akan melemahkan kemampuan Barat untuk mencegah potensi agresi Rusia terhadap Ukraina.

"Dalam hal sanksi, tujuan dari sanksi itu adalah untuk mencegah agresi Rusia. Jadi jika dipicu sekarang, Anda kehilangan efek jera," tegas Blinken dikutip dari Aljazeera.

Blinken mengatakan jika "satu pasukan tambahan Rusia masuk ke Ukraina secara agresif", AS siap memberikan respons yang signifikan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan kepada The Washington Post pekan lalu, bahwa dia mendukung penerapan sanksi sekarang, pandangan yang didukung oleh anggota parlemen Partai Republik.

"Kita harus bertindak sekarang. Ketika harus melawan Rusia, kita perlu menunjukkan kekuatan dan tidak berada dalam posisi bertahan," ujar Senator Republik Joni Ernst, anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat.

Senator Demokrat Chris Coons, sekutu Presiden AS Joe Biden, berpendapat untuk mengesahkan undang-undang AS bipartisan untuk "menunjukkan tekad dan tekad dan menerapkan beberapa sanksi sekarang", tetapi mengatakan yang terbaik adalah menjaga sanksi terkuat sebagai cadangan.

"Sanksi yang paling kuat, jenis sanksi yang kami gunakan untuk membawa Iran ke meja perundingan, adalah sesuatu yang harus kami pertahankan sebagai pencegah," imbuh dia.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih