Kemdikbudristek Puji Kemitraan Vokasi-Industri di Salatiga

Senin, 20/12/2021 13:14 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengapresiasi kemitraan pendidikan vokasi dan industri di SMK Nusa Persada, Salatiga.

SMK Nusa Persada melakukan kolaborasi dengan perusahaan D Tech Enggineering, untuk menyelenggarakan proyek edukasi berkelanjutan (sustainable education project). Melalui program ini, siswa lulusan SMK dapat belajar melanjutkan studi Diploma 3 (D-3) dan sekaligus menjalankan usaha produksi mesin.

"Seperti inilah yang saya inginkan. Saya ingin di kampus-kampus vokasi ada lokakarya (workshop) seperti ini, anak-anak betul-betul belajar dalam menjalankan bisnis," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto saat mengunjungi lokakarya yang digelar D Tech Engginering di Akademi Teknik Wacana Manunggal yang berada di satu kompleks bangunan dengan SMK Nusa Persada, Salatiga, pada Jumat (17/12).

Yayasan Nusa Persada bersama dengan D Tech Engineering telah membina beberapa lulusan pendidikan vokasi untuk belajar sekaligus berkarya melalui program Sustainable Education Project.

"Ini adalah sebuah program yang sama-sama menguntungkan (win-win solution), di mana lulusan SMK belajar melanjutkan studi D3 sekaligus menjalankan usaha produksi mesin CNC dan suku cadang (spareparts) sepeda motor," ucap Wikan.

Dirjen Wikan mengaku bangga dan terkejut dengan adanya silicon valley yakni sebutan yang dikenal di luar negeri sebagai lokasi dengan laju perkembangan teknologi yang pesat.

"Saya sudah hampir dua tahun menjabat sebagai Dirjen namun baru mengetahui ada semacam silicon valley ini di Salatiga (di SMK Nusa Persada)," sebut dia.

"Seharusnya politeknik-politeknik negeri di Indonesia seperti ini. Inilah yang dinamakan kemitraan yang positif, tahun depan saya akan coba menyesuaikan kembali program dana padanan (matching fund) agar bisa digunakan untuk program semacam ini," tambah Wikan.

Pendiri perusahaan D Tech Enggineering, Arfian Fuadi menuturkan program ini sebagai salah satu cita-cita yang dibangun perusahaannya untuk dapat mengangkat semangat anak bangsa dalam menciptakan inovasi-inovasi terbaru.

Arfian mengisahkan bahwa di awal, perusahaannya murni melayani pesanan dari luar negeri, namun mulai 2018 dia lebih menaruh perhatian kepada Indonesia.

"Kami prihatin manakala pada tahun yang sama kami melihat Indeks Paten Indonesia yang hanya berjumlah 21, sedangkan yang kami setor untuk US PTO (United States Patent and Trademark Office’s) berjumlah 25. Kami kaget dan ingin berbuat sesuatu untuk Indonesia," ungkap Arfian.

Arfian menyampaikan setiap tahun perusahaannya melatih kurang lebih 500 orang yang terdiri dari guru serta peserta didik.

"Kami terbuka, saat ini ada 15 SMK yang kami latih dan masih ada lagi di luar ini," tutur dia.

Sementara itu, Direktur Operasional Yayasan Nusa Persada, Sumiyanto menuturkan para mahasiswa lulusan SMK Nusa Persada dapat membiayai kuliahnya melalui bisnis yang sedang dijalankan.

"Anak-anak di Akademi Teknik Wacana Manunggal ini kami sediakan mesin CNC, untuk kemudian mendesain produknya sendiri yang kemudian dijual," terang Sumiyanto.

"Mereka punya bidang market analysis, designer, operator dan pemasar yang akan menaruh produk di pasar daring (marketplace) untuk dijual, jadi mereka membiayai kuliahnya melalui bisnis yang mereka jalankan dan mendapat gaji," imbuh Sumiyanto.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya