Iran Serahkan Draft Penghapusan Sanksi ke Eropa

Kamis, 02/12/2021 21:28 WIB

Wina, Jurnas.com - Iran telah menyerahkan rancangan (draft) penghapusan sanksi dan komitmen nuklir ke Uni Eropa, di tengah upaya dunia mengembalikan Iran ke dalam Pakta Nuklir.

Pengumuman itu muncul pada hari keempat pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS). Pembicaraan dilanjutkan setelah jeda lima bulan yang dipicu oleh pemilihan Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Juni lalu.

"Kami telah menyampaikan dua draf yang diusulkan kepada mereka. Tentu saja mereka perlu memeriksa teks yang telah kami berikan kepada mereka. Jika mereka siap untuk melanjutkan pembicaraan, kami berada di Wina untuk melanjutkan pembicaraan," kata negosiator nuklir Iran, Ali Bagheri Kani.

Dikutip dari Reuters pada Kamis (2/12), seorang diplomat Eropa di Wina mengkonfirmasi bahwa draft dokumen telah diserahkan.

Di bawah pakta tersebut, Teheran membatasi program pengayaan uraniumnya, jalur potensial untuk senjata nuklir meskipun Iran mengatakan pihaknya hanya mencari energi atom sipil, dengan imbalan bantuan dari sanksi ekonomi AS, Uni Eropa dan PBB.

Namun pada 2018, Presiden AS saat itu, Donald Trump mengabaikan kesepakatan dan menyebutnya terlalu lunak terhadap Iran. Dia menerapkan kembali sanksi keras, yang mendorong Teheran untuk melanggar batas nuklir.

Sementara itu Israel, yang menentang pakta 2015 karena terlalu terbatas dalam ruang lingkup dan durasi, mendesak kekuatan dunia pada Kamis ini untuk segera menghentikan pembicaraan.

Tel Aviv mengutip laporan pengawas nuklir PBB bahwa Teheran telah memperkaya uranium dengan sentrifugal yang lebih maju di pabrik Fordow yang digali ke gunung, di mana pengayaan apa pun telah dilarang berdasarkan kesepakatan.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan pada Rabu (1/12) bahwa Iran telah memulai proses pemurnian uranium hingga kemurnian 20 persen dengan satu kaskade, atau cluster, dari 166 mesin IR-6 canggih di Fordow.

TERKINI
KPU Tak Hadir Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Ngamuk Aksi Demo Mahasiswa di AS Tanda Kesadaran Global Israel Negara Penjajah Nurul Ghufron Tak Hadir, Dewas KPK Terpaksa Tunda Sidang Etik Komisi IV Dorong Pariwisata di NTT Harus Didukung Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan