Senin, 15/11/2021 18:15 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu angkat bicara terkait adanya dugaan sabotase dalam kebakaran kilang minyak Petralite di Cilacap, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Menurut dia, untuk memastikan apakah peristiwa tersebut disabotase atau tidak, pihaknya harus melakukan audit segera mungkin.
“Aparatur negara yang berwenang harus melakukan penyelidikan dan penyidikan segera bergerak secepat mungkin mengaudit memeriksa,” kata Adian di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (15/11).
“Kenapa? Ini untuk mengentikan spekulasi sehingga tidak muncul spekulasi yang terlalu jauh semakin cepat penyidikan menghasilkan informasi yang jauh lebih valid, menurut saya semakin cepat juga kita membendung spekulasi sehingga tidak liar,” sambung politisi PDIP ini.
Anggota DPR Minta KKP Ciptakan Teknologi Budidaya Ikan
DPR Pastikan Pembentukan Panja Korupsi Timah Tak Ganggu Penyidikan Kejagung
Anggota DPR: Rencana Kenaikkan PPN 12 Persen Harus Pertimbangkan Ekonomi Global
Spekulasi liar, masih kata Adian, terus berkembang. Terlebih, menjelang tahapan awal pemilihan umum yang sudah akan dimulai tahun depan
“Pertanyaan saya adalah, bagaimana kita memastikan apa yang terjadi sesungguhnya bagaimana kita menghentikan ini agar tak jadi bola liar untuk ketegasan kementerian BUMN dan direksi Pertamina untuk segera bersikap dan jajarannya yang bertanggung jawab,” terangnya.
“Yang bertanggung jawab tentunya bukan direksi bagian distribusi, pengeboran misalnya tapi ada yang secara spesifik bertanggungjawab terhadap keamanan kilang, siapa direksi kilangnya dituntut pertanggungjawabannya seperti apa,” sambung Sekjen Pena 98 ini.
Seperti diketahui tangki di kilang minyak PT Pertamina (Persero) di Cilacap, Jawa Tengah, mengalami kebakaran pada Sabtu (13/11) petang. Kebakaran terjadi di salah satu tangki berisi produk Pertalite.
Sebelumnya Manager Communication Pertamina Cilacap, Cecep menduga penyebab kebakaran akibat tersambar petir. Karena kebakaran terjadi saat hujan lebat dan disertai petir.