Muslimat NU Perlu Tingkatkan Literasi Digital Ekonomi

Rabu, 20/10/2021 08:25 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Pandemi yang terjadi saat ini bukan hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga ekonomi. Hal ini dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk juga para warga Muslimat NU (MNU) di mana ketahanan dan usaha ekonomi menjadi keprihatinan tersendiri yang harus segera dituntaskan.

Untuk itu, Muslimat NU perlu adanya adaptasi dan meningkatkan pemahaman atau kemampuan literasi digital, khususnya bagi para pelaku ekonomi di lingkungan Majelis Taklim MNU, dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depannya.

Hal ini mengemuka dalam webinar tentang Digitalisasi Usaha Mikro di Majelis Taklim MNU yang digelar Yayasan HIDMAT (Himpunan Da`iyah dan Majelis Taklim) Muslimat NU Pusat bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kmarin.

Ketua Periodik HIDMAT MNU Kusnia Naseer dalam sambutannya mengatakan, sudah menjadi tugas NU untuk turut serta mewujudkan perempuan Indonesia seutuhnya yaitu perempuan yang religius, berkualitas, sejahtera dan mandiri melalui dakwah dan peningkatan di majelis taklim.

“Setinggi apapun ilmunya bila tidak disampaikan dengan baik maka transformasi ilmu tidak akan bisa terjad,i” ungkap Kusnia.

Erna Yulia Soefihara yang juga Ketua Periodik HIDMAT MNU menjelaskan bahwa digitalisasi bertujuan untuk mendapat efisiensi dan optimalisasi dalam banyak hal antara lain efisiensi dan optimalisasi dalam pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan.

Dalam hal usaha, digitalisasi diharapkan mampu memperlancar dan menambah ruang gerak usaha sehingga tidak terhalang oleh ruang, waktu dan jarak. Digitalisasi mengubah sesuatu dari tradisional menjadi digital.

“Penyelenggaraan usaha mikro yang selama ini dilaksanakan secara manual atau tradisional dipandang sudah sangat mendesak untuk mengkombinasikannya dengan berbagai inovasi usaha, salah satunya menggunakan teknologi digitalisasi,” kata Erna.

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kominfo, Septriana Tangkary mengatakan, Kominfo sangat berperan aktif dalam membangun jaringan infrastruktur baik di bawah laut maupun di jaringan-jaringan yang ada seperti dari Sabang sampai Merauke. Hal ini menjadi sebuah komitmen bahwa infrastruktur digital telah kita persiapkan dengan baik.

“Ada lima percepatan transformasi digital yang sudah dilakukan diantaranya, melakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital serta penyediaan layanan internet, persiapan roadmap di sektor-sektor strategis, percepat integrasi Pusat Data Nasional, regulasi skema pendanaan dan pembiayaan serta persiapan kebutuhan SDM talenta digital,” jelas Septriana.

Dalam pemaparannya, Ketua III PP Muslimat NU Mursyidah Thahir menjelaskan bahwa digitalisasi ekonomi adalah upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan teknologi digital.

Adapun sektor-sektor yang membutuhkan pemanfaatan teknologi digital diantaranya adalah sektor ekonomi, sektor komunikasi digital khususnya pada pendidikan, kesehatan, real estate dan keuangan, serta pergeseran sistem dari offline ke online.

“Dampak positif yang kita dapatkan dari adanya teknologi digital adalah meningkatkan produktivitas secara masif dan signifikan, membuka jaringan market dalam pemanfaatkan data bisnis, menjadi sarana berbagai macam file, meningkatkan partisipasi tenaga kerja serta memudahkan berbagai aktivitas,” tutur Musyidah.

Sedangkan Praktisi UMKM Satria juga menjelaskan bahwa ada tiga aspek penting yang bisa dijadikan sebagai pedoman ketika ingin mengembangkan sebuah bisnis baik secara online ataupun offline yaitu, perhatikan produk yang akan dijual, perhatikan orang yang akan membantu di sekitar kita seperti etos kerjanya, disiplin serta jujur, dan pastikan semua sistem berjalan secara standar. Artinya, mau siapapun yang melakukan, kualitasnya akan tetap sama.

“Strategi marketing yang bisa kita lakukan adalah dengan mencari keunikan produk yang akan kita jual. Jika kita memiliki produk, kita harus spesifik misalnya umurnya berapa, siapa yang akan membeli, kenapa mau membeli dan lain sebagainya. Hal ini perlu kita persiapkan karena ini menyangkut tentang strategi pasar yang akan dikeluarkan itu seperti apa,” jelas Dias. 

Sementara SME Sales Channel Blibli.com, Angger Alfi Zakki menyampaian bahwa e-commerce dapat menciptakan peluang baru, sehingga ketika mulai mempromosikan produk secara online khususnya di marketplace maka para pembelinya pun akan mulai merambah serta beragam, bisa dari seluruh Indonesia.

“Tips dan trik jualan di Blibli.com adalah dengan mulai mengenalkan produk image, hal ini menjadi salah satu kunci di e-commerce untuk produk tersebut agar dapat terjual laku. Karena ketika mulai menjual produk melalui online, hal pertama yang akan dilihat oleh customer adalah foto produknya. Jadi usahakan agar foto produk itu ‘sekeren’ mungkin,” kata Angger.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios