Guru SMK Penyebar Rush Money Ditangkap

Sabtu, 26/11/2016 14:19 WIB

Jakarta - Penyidik Cyber Crime Bareskrim Polri menangkap AR yang berprofesi sebagai guru SMK dan dijadikan tersangka penyebar isu rush money berinisial AR (31 tahun) pada Kamis (24/11) di Jalan Mazda Raya, Penjaringan, Jakarta Utara.

"Penyidik Bareskrim menangkap seorang laki-laki inisial AR alias Abu Uwais (31), guru SMK di Penjaringan, Jakarta Utara," kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta,  Sabtu.

AR ditangkap setelah selesai mengajar. Ia ditangkap atas unggahannya yang berisi provokasi untuk mengajak masyarakat melakukan aksi demonstrasi pada 2 Desember 2012 dan menarik dana dari bank yang ia tulis pada akun jejaring sosial miliknya bernama Abu Uwais.

Kadivhumas mengatakan foto yang diunggah tersangka AR menunjukkan tersangka seolah-olah tidur dengan dikelilingi uang yang ditariknya dari bank.

Sementara foto tersebut diberi keterangan "Aksi rush money mulai berjalan, ayo ambil uang kita dari bank milik komunis".

Juga di foto lainnya, tampak uang dengan pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu yang disusun menyerupai angka 212. Dalam foto ini diberi keterangan, "Rush Money.. persiapan tanggal 212.. Kita modal sendiri bukan dari pengembangan...".

"Ini sangat provokatif, tidak mendidik. Atas dasar unggahan ini, AR ditangkap dan diperiksa," ujar mantan Kapolda Banten itu.

Meski AR telah ditetapkan sebagai tersangka, ia tidak ditahan dan hanya dikenakan wajib lapor dua kali dalam sepekan.

"AR statusnya tersangka tapi dia tidak ditahan, hanya wajib lapor. Dia tidak ditahan karena alasan kemanusiaan, masih punya anak kecil dan dia seorang guru," imbuhnya.

Atas perbuatannya, AR dijerat dengan Pasal 28 Ayat 2 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

TERKINI
Akhir Musim, Oliver Giroud Tinggalkan AC Milan Barcelona Banderol Ronald Araujo 100 Juta Euro Hadapi Sidang Etik, Pimpinan KPK Nurul Ghufron Tetap Santai Dewas KPK Panggil 10 Saksi di Sidang Etik Nurul Ghufron