Kemdikbudristek Latih Kepala Sekolah SMK Pusat Keunggulan

Kamis, 09/09/2021 20:59 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menggelar pelatihan bagi kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Acara ini terselenggara sebagai upaya mendukung pengembangan SMK yang telah ditetapkan sebagai SMK Pusat Keunggulan (SMK PK), khususnya dari sisi pengembangan sumber daya manusia.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) memandang perlu membekali para Kepala SMK agar memiliki kompetensi kepemimpinan yang selaras dengan kebutuhan pengembangan SMK PK.

"Ini yang menjadi pembeda dari SMK dengan jenjang pendidikan lain, kita harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang siap untuk terjun ke dunia kerja, pendidikan vokasi sangatlah penting dan memainkan peran untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten," terang Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto dalam sambutannya secara virtual, pada Rabu (8/9).

Dirjen Wikan melanjutkan, setiap pimpinan satuan pendidikan vokasi memiliki tanggung jawab terhadap efektivitas pencapaian visi, misi, dan program kerja lembaga yang dipimpinnya. Hal ini menjadi prioritas untuk dikembangkan dan diperkuat dalam rangka menghadapi revoulsi industri 4.0 secara konstan sejalan dengan perkembangan teknologi.

"Hal spesifik pada pendidikan vokasi, yang berbeda dengan pendidikan umum adalah keterkaitannya dengan dunia kerja. Pendidikan vokasi bertugas untuk mempersiapkan sumber daya manusia terampil yang siap untuk bekerja dalam bidang tertentu," jelas dia.

Dalam pelatihan ini, Kemdikbudristek menggandeng lima perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program Master of Bussiness Administration, yang telah terakreditasi internasional dan telah memiliki reputasi baik di tingkat nasional dan internasional, serta memiliki pengalaman menyelenggarakan pelatihan bagi para CEO.

Kelima mitra perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor University, Universitas Prasetiya Mulya, serta Binus University.

"Kita tidak pernah bayangkan kebijakan pendidikan vokasi kita seperti saat ini yang sudah berhasil mempertemukan sekolah dengan DUDI, ini terobosan yang luar biasa. Di sisi lain, kampus juga luar biasa sudah siap untuk membimbing sekolah," kata anggota Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian.

Disampaikan Hetifah, kepala sekolah sebagai executive officer harus berubah cara berpikirnya. Menurutnya, dalam memimpin, seorang kepala sekolah harus memiliki inisiatif, kreativitas, dan jiwa kewirausahaan.

Dia berharap, kepala SMK mampu menjadi motivator untuk melakukan terobosan, peka terhadap kearifan lokal dan partisipastif.

"Ini menjadi tantangan kita supaya perubahan pola pikir itu terjadi. Kepala sekolah harus menggerakan semua ekosistem di sekolahnya untuk bergerak bersama bahkan lebih dari itu dapat menularkan perubahan positif bagi sekolah di sekitarnya," jelas Hetifah.

Di samping itu, Hetifah juga menyoroti bahwa kebijakan yang diambil kepala sekolah juga harus kondusif terhadap perubahan. Oleh karenanya, Hetifah mengimbau para kepala SMK untuk menyiapkan diri agar menjadi kepala sekolah yang adaptif terhadap perkembangan zaman.

"Keterampilan untuk berkomunikasi, kerja sama, dan bersinergi menjadi salah satu kunci sukses kebijakan seorang pemimpin," pesan dia.

TERKINI
Narkoba, Selebgram Chandrika Chika Cs Dikirim ke Lido untuk Rehabilitasi 50 Musisi Akan Ramaikan Jakarta Street Jazz Festival 2024, Ada Tompi sampai Andien Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS Rilis 11 Album, Musik Taylor Swift Dikritik Vokalis Pet Shop Boys Mengecewakan