Dampak Krisis Kesehatan, Pajak di Inggris Naik

Selasa, 07/09/2021 19:57 WIB

London, Jurnas.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menetapkan rencana kenaikan pajak untuk pekerja, pengusaha dan sejumlah investor, dalam rangka pemulihan ekonomi dan perbaikan krisis kesehatan.

Johnson berjanji untuk mengatasi sistem perawatan sosial Inggris, di mana biaya diproyeksikan berlipat ganda seiring bertambahnya usia populasi selama dua dekade ke depan.

Dia juga bergerak untuk mencoba mengatasi simpanan dalam sistem kesehatan Inggris, yang telah menghabiskan jutaan bulan untuk perawatan dari Layanan Kesehatan Nasional yang dikelola negara, setelah sumber daya difokuskan kembali untuk menangani mereka yang menderita virus corona.

"Salah bagi saya untuk mengatakan bahwa kita dapat membayar pemulihan ini tanpa mengambil keputusan yang sulit tetapi bertanggung jawab tentang bagaimana kita membiayainya," kata Johnson kepada parlemen dikutip dari Reuters pada Selasa (7/9).

"Akan tidak bertanggung jawab untuk memenuhi biaya dari pinjaman yang lebih tinggi dan utang yang lebih tinggi," sambung dia.

Politisi Inggris selama bertahun-tahun mencoba untuk menemukan cara untuk membayar perawatan sosial, meskipun perdana menteri Konservatif dan Buruh berturut-turut menghindari masalah ini, karena mereka khawatir akan membuat marah pemilih dan partai mereka sendiri.

Mengabaikan keresahan di partainya, Johnson menguraikan apa yang dia gambarkan sebagai retribusi kesehatan dan perawatan sosial baru, yang akan membuat tingkat Asuransi Nasional yang dibayarkan oleh pekerja dan pengusaha naik sebesar 1,25 poin persentase, dengan kenaikan yang sama juga berlaku untuk pajak atas dividen pemegang saham. Kenaikan itu akan meningkatkan 36 miliar pound selama tiga tahun ke depan.

Johnson mencoba meredakan kemarahan di tubuh Partai Konservatif, yang dikhawatirkan beberapa anggota parlemen dapat mengurangi dukungan pada pemilihan berikutnya, yang akan berlangsung pada 2024.

"Anda tidak dapat memperbaiki perawatan kesehatan dan sosial tanpa reformasi jangka panjang. Rencana yang saya buat hari ini akan memperbaiki semua masalah itu bersama-sama," tegas Johnson.

"Saya menerima bahwa ini melanggar komitmen manifesto yang bukan sesuatu yang saya lakukan dengan mudah, tetapi pandemi global tidak ada dalam manifesto siapa pun," tutup dia.

TERKINI
`Sleeping Beauties: Reawakening Fashion` Jadi Tema Met Gala 2024, Apa Maknanya? Madonna Pecahkan Rekor Gelar Pesta Dansa yang Dihadiri 1,6 Juta Penggemar Sederet Selebriti Gelar Afterparty Met Gala 2024, Usher hingga Beyonce! Kini Bertubuh Langsing, Kelly Osbourne Bantah Pakai Ozempic