Teriak Takbir, Pendukung ISIS Tikam Pengunjung Supermarket

Jum'at, 03/09/2021 19:59 WIB

Wellington, Jurnas.com - Polisi Selandia Baru menembak mati seorang pria berkewarganegaraan asing asal Sri Lanka, yang menikam dan melukai pengunjung supermarket secara membabi buta dengan menggunakan pisau.

WNA tersebut diketahui telah berada di Selandia Baru selama 10 tahun, terinspirasi oleh kelompok militan ISIS, dan telah dipantau oleh pemerintah terus-menerus, menurut keterangan PM Selandia Baru, Jacinda Ardern.

"Seorang ekstremis yang kejam melakukan serangan teroris terhadap warga Selandia Baru yang tidak bersalah," kata Ardern dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters pada Jumat (3/9).

"Dia jelas adalah pendukung ideologi ISIS," sambung Ardern.

Penyerang yang tidak disebutkan namanya, terus dibuntuti oleh pemerintah Selandia baru selama lima tahun terakhir. Dia terbunuh dalam waktu 60 detik setelah memulai serangannya di kota Auckland.

Polisi yang mengikuti pria itu mengira dia pergi ke supermarket New Lynn untuk berbelanja, tetapi malah mengambil pisau dari pajangan dan mulai "berlari seperti orang gila" menikam banyak orang.

Seorang saksi mengatakan kepada New Zealand Herald, bahwa penyerang meneriakkan "Allahu akbar" (Tuhan Maha Besar) dalam melancarkan aksinya.

Komisaris Polisi Andrew Coster menyebut, pria itu bertindak sendiri dan polisi yakin tidak ada ancaman lebih lanjut kepada publik.

"Kami benar-benar melakukan segala kemungkinan untuk memantaunya dan fakta bahwa kami dapat melakukan intervensi begitu cepat, dalam waktu sekitar 60 detik, menunjukkan seberapa dekat kami mengawasinya," kata Coster.

Ardern mengatakan alasan penyerang diketahui oleh pihak berwenang tunduk pada perintah pengadilan atas proses hukum.

Selandia Baru telah waspada terhadap serangan sejak seorang pria bersenjata supremasi kulit putih menewaskan 51 orang di dua masjid di kota Christchurch pada 15 Maret 2019.

Ardern mengatakan motif penyerangan itu tidak jelas. Pasalnya, menurut Ardern, pria itu sendiri yang bertanggung jawab atas kekerasan, bukan atas nama agama.

"Itu penuh kebencian, itu salah. Itu dilakukan oleh individu, bukan keyakinan," kata Ardern.

"Akan salah untuk mengarahkan rasa frustrasi kepada siapa pun di luar individu ini," lanjut dia.

TERKINI
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya di Kasus Narkoba CERI Laporkan Aspidum Kejati Jawa Timur ke Jaksa Agung Atas Dugaan Ini Gelora Cap PKS sebagai Pengadu Domba: Tolak Gabung Koalisi Prabowo-Gibran Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa