Di antara tiga partai pendukung Ahok yakni Golkar, Hanura, dan Nasdem, Golkar yang paling berpotensi meninggalkan Ahok.
Kekecewaan responden terhadap keputusan Ahok semakin diperkuat dari hasil simulasi pemilihan paket kandidat cagub dan cawagub DKI.
Dukungan PDI-P kepada Ahok bisa lenyap lantaran bekas Bupati Belitung Timur itu doyan memakai politik pecah belah.
Dengan masuknya PKB yang disokong para nahdliyin, Sandiaga yakin perjalanan suci membawa Jakarta yang sejahtera, makmur, dan teratur akan tercapai.
DPP PKB tidak mendukung Ahok lantaran kinerjanya tidak menonjol. Sama sekali bukan pertimbangan etnis dan keyakinan.
Integritas tim pemenangan Ahok dipersoalkan karena mencampur aduk tugas negara dengan politik praktis.
Center for Budget Analysis (CBA) membeberkan data, dalam kurun 2014 dan 2015 sebanyak 4.259 kasus didapati TKI yang bermasalah pada empat negara.
Pejabat negara yang masuk dalam Tim Sukses (Timses) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bakal menjadi bumerang bagi calon incumbent tersebut.
Nusron Wahid selaku Kepala BNP2TKI dinilai telah melanggar hukum tata negara.
Permintaan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok agar Mahkamah Konstitusi menolak permohonan Yusril Ihza Mahendra dianggap tidak relevan.