Menyandang predikat sebagai tim langganan juara memang tidak mudah. Perlu konsistensi agar mampu menunjukkan kualitas dan bersaing di kasta teratas.
Klub-klub ini bukan sekadar tim sepak bola, tapi simbol solidaritas kelas buruh yang menjadikan olahraga sebagai ruang perlawanan, hiburan, sekaligus kebanggaan kolektif.
Berikut ini catatan lima klub Inggris yang hanya satu kali mencicipi aroma persaingan di kasta teratas
Dalam dua dekade terakhir, nama Red Bull tak hanya merujuk pada perusahaan minuman energi global. Merek asal Austria ini juga dikenal sebagai salah satu pemain dalam gurita bisnis sepak bola.
Napoli dan Paris Saint-Germain (PSG), berhasil menuntaskan liga domestik masing-masing tanpa menerima satu pun kartu merah sepanjang musim.
Di era sekarang, bermain untuk dua negara berbeda adalah sesuatu yang sepenuhnya mustahil. Tapi José Altafini dulu berhasil membuktikan bahwa sejarah punya cara sendiri untuk menantang aturan.
Mazzola gugur bersama timnya di Superga, meninggalkan catatan Mei yang kelam bagi sepak bola Italia kala itu.
Julukan Setan Merah justru digunakan oleh Timnas Belgia lebih dulu pada awal abad ke-20, tepatnya pada tahun 1906. Saat itu, timnas Belgia mencetak serangkaian kemenangan mengesankan atas Prancis dan Belanda.
Di balik ketajaman dan kejeniusan Mbappe di depan gawang, ada nama akademi Institut National du Football de Clairefontaine (INF Clairefontaine) yang pernah berjasa mengasah bakat Mbappe kecil menjadi seperti sekarang.
Ajax pernah menggemparkan jagat sepak bola dengan skuat didominasi pemain lokal dengan tiga kali memenangkan trofi Eropa pada 1970-1973 silam.