Australia, pengekspor batu bara dan gas utama dunia, berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk mencapai target pengurangan emisi menjelang konferensi iklim PBB COP26 November di Skotlandia.
Sekitar 13,7 juta kematian per tahun, atau sekitar 24,3 persen dari total global, disebabkan oleh risiko lingkungan seperti polusi udara dan paparan bahan kimia.
Inggris khawatir bahwa keputusan Xi untuk menjauh, bisa menjadi awal dari penolakan China untuk menetapkan tujuan perubahan iklim baru di tengah krisis energi.
Misi mengurangi emisi akan menjadi salah satu agenda utama KTT G20 di Roma, Italia pada 30-31 Oktober 2021 mendatang, sebagai batu lompatan jelang pertemuan iklim PBB atau COP26 di Glasgow, Skotlandia.
Lebih dari 120 pemimpin dunia diperkirakan akan menghadiri KTT iklim terbesar sejak pembicaraan Paris 2015 pada 1 hingga 2 November, tetapi Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan absen secara mencolok.
Tugas itu akan semakin sulit karena Presiden China, Xi Jinping dan pemimpin Rusia, Vladimir Putin hanya mengirim delegasi pada pertemuan tersebut.
Paus Fransiskus menyerukan kepada para pemimpin dunia, untuk menghasilkan kebijakan yang efektif terhadap perubahan iklim.
Xi tidak meninggalkan China sejak awal 2020, di saat pandemi Covid-19 mulai mengamuk di berbagai belahan dunia.
Pernyataan bersama pada pembicaraan iklim COP26 di Glasgow didukung oleh para pemimpin negara termasuk Brasil, Indonesia dan Republik Demokratik Kongo, yang secara kolektif menyumbang 85 persen dari hutan dunia.
Mengacu pada Trump, yang menarik diri dari kesepakatan iklim Paris tentang tindakan dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, Biden mengatakan kepada KTT COP26 di Glasgow bahwa dia menyesal.