Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyebut tidak ada alasan untuk khawatir, menyikapi gelombang protes dan penangkapan ribuan demonstran.
Perlawanan terbuka pekan lalu atas Presiden Abdel Fattah al-Sisi, yang dipicu oleh video viral dari pengusaha Mesir yang diasingkan, Mohamed Aly, mengejutkan banyak pihak.
Konstitusi Mesir saat ini, yang disahkan pada 2014, memungkinkan presiden untuk mengampu jabatan maksimum dua periode masing-masing empat tahun.
Dalam sebuah pernyataan, organisasi itu menyerukan masyarakat Mesir melawan komitmen Al-Sisi terhadap ketentuan konstitusi 2014.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor al-Sisi pada Kamis, pertemuan baru-baru ini juga membahas cara menghidupkan kembali proses perdamaian Palestina-Israel yang macet.
Aliansi 25-30, blok dari sejumlah kecil anggota parlemen oposisi, menuntut agar Sisi membatalkan kebijakan yang dapat merugikan kelas bawah dan menengah.
Menurut kepala komisi Lashin Ibrahim, al-Sisi menang telak dengan perolehan suara 97,8 persen.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengutuk serangan bom dan senjata pada Jumat (24/11) yang menewaskan lebih dari 200 orang di sebuah masjid di Mesir
Sisi menyatakan, kekerasan dan teror ini akan meningkatkan tekad dan keinginan untuk merespon dengan kasar. Ia meminta warga Mesir untuk bersatu dalam menghadapi terorisme.