COVID-19 telah menewaskan sekitar 3,9 juta orang dan mengoyak ekonomi global, dengan infeksi dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak kasus pertama diidentifikasi di China pada Desember 2019.
Blinken menekankan pentingnya kerja sama dan transparansi mengenai asal usul virus, termasuk mengizinkan pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali ke China, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Sebagai bagian dari rencana yang disebut membantu mempercepat pembiayaan proyek infrastruktur di negara berkembang dan pergeseran ke teknologi terbarukan dan berkelanjutan, tujuh ekonomi paling maju di dunia akan kembali berjanji untuk memenuhi target tersebut.
Kedutaan China di London mengatakan pada Senin (14/6), pihaknya sangat tidak puas dan dengan tegas menentang penyebutan Xinjiang, Hong Kong dan Taiwan yang mendistorsi fakta situasi dan mengungkap niat jahat dari beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS).
Mark Lowcock mengecam kelompok negara kaya, G7, sebab gagal menghasilkan rencana vaksinasi Covid-19 secara luas. Dia memandang janji G7 menyumbangkan 1 miliar dosis hanyalah langkah kecil.
janji G7 untuk menyediakan satu miliar dosis dalam dua tahun ke depan adalah bantuan besar, tetapi masih banyak lagi yang diperlukan.
Boris Johnson akan mengajukan permintaan itu pada pertemuan darurat para pemimpin dunia G7 pada Selasa (24/8) besok.
Sekitar 4.000 orang yang memenuhi syarat untuk datang ke Inggris masih berada di Afghanistan dan pemerintah ingin mengevakuasi ribuan orang lagi jika bisa.
AS dan sekutu Kelompok Tujuh (G7) sepakat mengoordinasikan tanggapan mereka terhadap Taliban, dan Washington memblokir akses Taliban ke cadangan Afghanistan.
Kelahiran remaja lebih tinggi di AS daripada di negara G7 atau Group of Seven lainnya.