Berdoa dan membaca tahlil merupakan perbuatan yang baik dan ibadan. Namun jangan kemudian itu dibungkus untuk kepentingan politik sesaat.
"Mayoritas Ulama dan Habaib tidak setuju People Power. Jangan dibangun opini seolah-olah ulama dan para habaib mendukung gerakan itu," ujar Habib Sholeh.
Kata Habib Sholeh, people power justru berlawanan dengan jihad, karena bertentangan dengan upaya membangun Islam Rahmatan Lil Alamiin di Indonesia.
"Akhirnya mereka-mereka yang membangun propaganda pak Jokowi anti Islam yang tenggelam sendiri. Jangankan menenggelamkan Pak Jokowi, mengalahkan PDIP saja mereka tidak mampu," ujar Habib Sholeh.
"Sudah dan tolong hentikan upaya-upaya inkonstitusional. Kasihan umat, kasihan masyarakat dipecah belah begini. Harusnya kalau mereka benar-benar ulama, berfikirlah bagaimana umat itu tenang, bukan malah sebaliknya," tegas Habib Sholeh.
"Kapolri pak Tito Karnavian itu sangat care (peduli) sama ulama dan habaib. Beliau sayang pada semua Habaib," ujar Habib Sholeh.
"Antara Ulama dan Habaib dengan TNI Polri harus saling bersinergi. Maka tak boleh ada pihak-pihak yang membenturkan ataupun memprovokasi antara Ulama Habaib dengan TNI Polri," jelas Habib Sholeh.
"Tolong diingat ya, Pilpres ini buka memilih imam masjid atau pengasuh majelis taklim. Ini pemilihan kepala negara. Memilih umaro untuk bangsa Indonesia," tukas Habib Sholeh.
Habib Sholeh mengingatkan, dalam sejarah bangsa Indonesia, para Habaib selalu menjadi bagian dalam perjuangan kemerdekaan. Bukan sebaliknya, menjadi benalu yang merongrong keutuhan bangsa.