Sabtu, 20/04/2024 14:56 WIB

Pernikahan Dini Penyebab Masalah Stunting

Anemia dan keterpaparan terhadap asap rokok juga memiliki dampak pada gangguan kehamilan dan janin.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, makin muda usia ibu saat hamil dan melahirkan, makin besar kemungkinannya untuk melahirkan anak yang stunting.

Demikian disampaikan Hasto saat bertemu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga di Kantor Pusat Kementerian PPPA, Jumat kemarin (27/8).

"Faktor yang berpengaruh pada kejadian stunting adalah kondisi ibu saat hamil dan melahirkan. Makin muda usia ibu saat hamil dan melahirkan, makin besar kemungkinannya untuk melahirkan anak yang stunting," ujar Hasto.

Kemudian lanjut mantan Bupati Kulon Progo itu, ibu dengan anemia dan keterpaparan terhadap asap rokok juga memiliki dampak pada gangguan kehamilan dan janin.

"Anemia dikalangan remaja putri masih sangat tinggi di angka 48 persen, kemudian anemia akan semakin berpengaruh apabila remaja tersebut menikah dan hamil. Remaja putri usia dibawah 16 tahun yang sudah menikah dan hamil memiliki risiko yang sangat tinggi untuk kesehatannya dan tentu berakibat juga pada bayi yang dikandung," tegas Hasto.

Karena itu, hato mengatakan, kolaborasi percepatan penurunan prevalensi stunting dengan Kementerian PPPA sangat strategis dilakukan di tingkat Kabupaten Kota, karena kebanyakan fungsi KB dan PP PA berada dalam lingkup Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Dinas yang sama sehingga apabila ada kegiatan terintegrasi bisa terlaksana dengan baik

Pada bagiannya, Bintang mengatakan, pencegahan perkawinan anak memang menjadi kunci penting pencegahan stunting karena hal ini menjadi hulunya. Selain itu juga pola asuh, pola makan dan sanitasi harus juga menjadi perhatian bersama.

"Ada korelasi antara perkawinan anak dengan anak stunting karena menurut data, dari Provinsi dengan prevalensi stunting tinggi di Provinsi tersebut angka perkawinan anaknya juga sangat tinggi," jelas Bintang.

Karena itu, Bintang mengatakan, KemenPPPA siap berkolaborasi dengan BKKBN, karena BKKBN juga memiliki tenaga lapangan seperti Penyuluh KB dan kader yang banyak sehingga juga bisa mendukung tugas dan fungsi KemenPPPA.

Hasil dari audiensi tersebut, kedua lembaga tersebut akan melakukan evaluasi terhadap regulasi dan kebijakan yang ada integrasi OPD KB-KPPA; Sinergitas antara forum anak dengan Genre (Generasi Berencana); Peningkatan akses layanan berkualitas bagi semua anak; Pemanfaatan data Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21); Pemberdayaan perempuan dalam DAHSAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) dan Kolaborasi bimtek Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) penurunan stunting.

Hadir dalam audiensi tersebut dari BKKBN, Sekretaris Utama, Tavip Agus Rayanto; Plt Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Lalu Makhripuddin, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, Safrina Salim; Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan, Edi Setiawan; dan Plt. Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan, Made Yudhistira Dwipayama.

Sementara dar KemenPPPA hadir Sekretaris Menteri PPPA, Pribudiarta Nur Sitepu dan sejumlah Pejabat Tinggi Mada dan Pratama KemenPPP

KEYWORD :

Hasto Wardoyo Stunting Anemia Nikah Muda Hamil Muda




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :