Kamis, 25/04/2024 14:15 WIB

Aktivis 98: Indonesia Butuh Figur Penyejuk

Saat ini harus ada sosok yang bisa memberi kesejukan di tengah dahaga masyarakat akan kebersamaan dan persauadaraan

Jakarta - Aksi sejumlah kelompok sosial yang menganggap dirinya paling benar kerap membuat negara kita semakin terkotak-kotak. Hal ini menimbulkan keprihatinan dari Aliansi Nasional 98, sebagaimana disampaikan Sukma Widyanti.

Ia menjelaskan, saat ini harus ada sosok yang bisa memberi kesejukan di tengah dahaga masyarakat akan kebersamaan dan persaudaraan. Khususnya setelah penetapan Gubernur Non Aktif, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) sebagai tersangka dugaan kasus penistaan agama oleh Polri (16/11).

Sukma yang merupakan Aktivis 98 KB-UI, berseru kepada seluruh elemen bangsa untuk fokus pada kerja dan memelihara suasana yang kondusif.

"Aksi-aksi karikatif seperti karnaval Parade Bhinneka Tunggal Ika yang direncanakan akan digelar pada 19 November 2016 mendatang, tidak memberi solusi apa pun bahkan makin mempertegas adanya perbedaan," jelasnya.

Terkait rencana aksi Bela Islam tanggal 25 November 2016, Sukma menilai sudah tidak perlu dilakukan, mengingat proses hukum terhadap Ahok telah berjalan.

"Dalam situasi yang mulai kondusif ini, janganlah menyiram bensin lagi. Karena kebencian kepada yang lain hanya akan menjauhkan kita dari perjuangan menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tambahnya.

Menurut Sukma, komitmen ke-Indonesiaan tak bisa hanya ditujukan lewat slogan toleransi dan saling menghormati. Tanpa adanya keadilan sosial, apapun bisa jadi masalah, termasuk yang terkait dengan identitas sosial.

"Solusi bagi perawatan keberagaman adalah keadilan sosial-ekonomi. Karenanya kami terus mendukung dan mengkritisi pemerintahan Jokowi, agar konsisten dalam mewujudkan program-program Nawa Cita," pungkas Sukma.

KEYWORD :

Aktivis 98 Sukma Ahok




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :