Gus Muhaimin, Ketua Umum DPP PKB
Jakarta, Jurnas.com – Pandemi Covid-19 telah berlangsung lebih dari 1,5 tahun dan menimbulkan krisis multidimensi.
Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengatakan, selama terjadinya pandemi Covid-19, bangsa ini menghadapi berbagai persoalan kesehatan, terutama infrastruktur kesehatan.
”Intinya pandemi telah membawa kita pada suasana sulit. Perlu rasanya kita terus melakukan pembangunan politik kesehatan," ujar Gus Muhaimin dalam kegiatan Roadshow Politik Kesejahteraan bertajuk ”Gus Muhaimin Mendengar” bersama masyarakat Maluku Utara yang dilakukan secara virtual, Senin (23/8/2021).
Masyarakat Diimbau Lengkapi Vaksinasi Covid-19
Politik Kesehatan, lanjut Gus Muhaimin, menjadi sangat penting karena sebetulnya sejak disahkan Undang-Undang BPJS Kesehatan (Undang-Undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional), relatif ada harapan besar penanganan kesehatan rakyat.
"Tapi kita lupa tidak diimbangi dengan perangkat infrastruktur kesehatan yang memadai,” ujar Gus Muhaimin.
Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra ini menuturkan beberapa waktu lalu saat puncak kasus Covid-19 di Jakarta, rumah sakit (RS) tidak berdaya. Pasien menumpuk, dan tidak terhitung jumlah penularan. Tapi ketika rumah sakit tak mamu menampung, itu berarti sangat berbahaya. Ada pasien yang SOS, emergency, tidak diterima rumah sakit, akhirnya meninggal.
Kondisi pandemi ini, kata Gus Muhaimin, juga mengakibatkan semua anggaran tersedot untuk penanganan pandemi, dan pemerintah sudah pada level kesulitan untuk mengatur pembiayaan.
Gus Muhaikin menilai akibat yang membuat kondisi lebih parah adalah terjadinya krisis ekonomi, mandeknya seluruh aktivitas ekonomi. Apalagi ketika ada PSBB dan PPKM.
Karena itu, ia juga mendorong pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sehingga kita tidak terus menerus bergantung pada impor, termasuk dalam hal penyediaan fasilitas kesehatan.
"Ilmu pengetahuan dan teknologi harus didorong supaya kita tidak bergantung impor, termasuk dalam politik kesehatan ketika menangani keadaan sulit. Vaksin sangat sulit, menunggu kebaikan negara lain. Obat-obatan sudah lama kita menunggu negera besar, alat-alat kesehatan, antigen yang sepele saja belum mampu,” tuturnya.
Belajar dari pandemi, Gus Muhaimin menilai pola pembangunan harus diubah tidak hanya mengandalkan pemerintah atau negara saja.
Semua harus benar-benar mampu melibatkan semua kekuatan untuk bersama-sama maju, mengubah dan memperbaiki keadaan dengan cepat itu perlu keterlibatan semua kelompok strategis dalam pembangunan.
"Itulah yang disebut pembangunan inklusif, politik kesejahteraan yang inklusif itu yang kita dorong, ada perubahan dan tata kerja yang baru,” tuntas Gus Muhaimin.
KEYWORD :Gus Muhaimin IPTEK PKB Covid-19 politik kesehatan