Kamis, 18/04/2024 18:27 WIB

Hollywood Makin Layu di China, Efek Kebijakan Politik

Kesuksesan film-film Hollywood di China makin tergerus, akibat kebijakan keras politik Negeri Tirai Bambu. Saat bioskop mulai dibuka lagi, sejumlah film andalan Hollywood harus mengalami penundaan tayang di Beijing.

Hollywood (Doc. Reuters)

Beijing, Jurnas.com - Kesuksesan film-film Hollywood di China makin tergerus, akibat kebijakan keras politik Negeri Tirai Bambu. Saat bioskop mulai dibuka lagi, sejumlah film andalan Hollywood harus mengalami penundaan tayang di Beijing.

Mengutip laporan Reuters pada Senin (23/8), Hollywood telah menghabiskan beberapa dekade merayu pasar China dengan berbagai keberhasilan. Waralaba yang menguntungkan seperti `Fast & Furious` dan `Marvel Cinematic Universe`, berhasil meraup banyak penonton meski tetap mendapatkan sensor lokal.

Meski begitu, para birokrat di Beijing belum juga menggelar karpet merah. Kuota tahunan untuk film impor tetap bertahan di angka 34 selama hampir satu dekade, sementara pendapatan box office untuk studio asing dibatasi hingga 25 persen. Dalam streaming video, aturan media dan investasi asing yang ketat telah secara efektif menutup Netflix dan aplikasi sejenis.

Berkat pemulihan pandemi yang relatif cepat, box office China terlihat menarik seperti biasa. Penjualan tiket melampaui Amerika Serikat yang dilanda virus tahun lalu. Selama Februari lalu, negara itu mencetak rekor baru sebesar US$1,2 miliar, menurut layanan tiket film online Maoyan Entertainment.

Tapi kesuksesan itu tidak mengalir ke Hollywood. Film blockbuster musim panas termasuk film superhero yang dibintangi Scarlett Johansson `Black Widow`, serta `Jungle Cruise` dan `Space Jam: A New Legacy` hingga saat ini belum dirilis di China.

Penundaan itu terjadi di tengah kampanye sensor baru yang menargetkan semuanya, mulai dari video game, lagu karaoke, hingga video online. Presiden Xi Jinping juga ingin mengurangi pengaruh budaya asing di Tiongkok.

Baru-baru ini, pejabat di Beijing melarang buku pelajaran asing di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Dalam langkah cepat, Disney diam-diam menutup pusat bahasa Inggris yang sangat populer tahun lalu, menyalahkan pandemi dan pergeseran ke kelas online, menurut media lokal.

Pembuat film lokal memanfaatkan situasi ini. Bahkan sebelum studio Hollywood terganggu oleh penutupan, delapan dari 10 film terlaris di China pada 2019 adalah film domestik, menurut Box Office Mojo.

KEYWORD :

Hollywood China Kebijakan Politik Film Barat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :