Selasa, 23/04/2024 16:00 WIB

Awas! Peleburan Litbang Kementerian ke BRIN Banyak Risiko

Balitbang Pertanian memiliki ciri khas yang spesivic untuk merespon persoalan-persoalan mendesak.

Prof. Tahlim Sudaryanto, Ketua Forum Komunikasi Profesor Riset Kementan

Jakarta, Jurnas.com - Lahirnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memicu "kegaduhan" dalam dunia riset dan litbang, menyusul adanya rencana melakukan aksi peleburan lembaga yang selama ini sudah eksis ke dalam BRIN.

Ada empat lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK) bidang iptek yang akan dileburkan ke BRIN, yakni LIPI, BPPT, BATAN, dan LAPAN.

Tak hanya itu, BRIN juga ingin meleburkan Badan Litbang di 48 kementerian/lembaga (K/L) di bawah koordinasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi (PAN-RB).

Menyikapi hal ini, Ketua Forum Komunikasi Profesor Riset Kementerian Pertanian, Prof. Tahlim Sudaryanto menjabarkan sejumlah dampak jika peleburan Badan Litban Kementerian kepada BRIN dilakukan.

Ia menjelaskan, Balitbang Pertanian memiliki ciri khas yang spesivic yang kadang-kadang diperlukan untuk merespon persoalan-persoalan yang butuh penangnan cepat dan mendesak.

"Kalau dileburkan atau digabungkan, dikhawatirkan akan terjadi stagnasi. Selain itu, unit kerja litbang Kementan juga punya hubungan khusus dengan eselon satu kementan. Kalau digabung kemungkinan hubungan yang sudah baik itu harus dimulkai dari awal," jelas Tahlim dalam webinar Alinea Forum bertajuk "Dampak Peleburan LPNK Iptek dan Litbang Kementerian Lembaga ke BRIN", Kamis (19/8/2021).

Ia menegaskan posisi BRIN dapat dipandang sebagai sumber utama riset pertanian, dan pada saat bersamaan riset pertanian juga bisa bersumber dari yang lain. Baik pergiuruan tinggi, swasta, kearifan lokal, bahkan dari luar negeri.

"Inovasi ujung-ujungnya harus bisa dimanfaatkan para pengguna, dalam hal ini para petani kecil," tegasnya.

Terkait opsi peleburan Balitbang Kementerian ke BRIN, Tahlim menjelaskan bahwa Forum Komunikasi Profesor Riset Kementerian Pertanian sudah melakukan kajian terhadap tiga opsi yang ditawarkan BRIN. Yakni Transformasi Kelembagaan Total (bedol desa), Transformasi Kelembagaan Parsial, dan UK Litbang transformasi menjadi lembaga lain (setelah dilebur ke BRIN).

"Menurut saya barangkali tak ada satupun kementerian yang ambil opsi tiga. Paling opsi satu atau dua," tukas Tahlim.

Terkait opsi Bedol Desa, Tahlim menjelaskan Litbang Kemengterian akan menjadi Organisasi Riset dan unit kerja menjadi pusat di organisasi riset yang sama. Maka perlu konsolidasi anggaran yang menyangkut program, seluruh belanja pegawai dan operasional. Di sini seluruh SDM dialihkan menjadi Pegawai BRIN.

Adapun opsi kedua, jelas Tahlim, Transformasi Kelembagaan Parsial akan membuat unit kerja dan menjadi pusat di organisasi riset terkait yang telah ada. Konsolidasi anggaran menyangkut pada program, belanja pegawai dan operasional di unit terkait. Adapun SDM yang memutuskan bergabung dialihkan status kepegawaiannya ke BRIN.

Bagaiamana dengan opsi Litbang transformasi menjadi lembaga lain? Yang pasti SDM yang memutuskan bergabung dialihkan status kepegawaiannya ke BRIN.

Apa pun itu, ada dampak dari peleburan-peleburan tersebut, yakni terkait dukungan teknologi, kebijakan dan pelayanan lain yang dikhawatirkan terjadi stagnasi, terutama dalam masa transisi. Kemudian unit kerja Litbang dengan mitra eselon 1 Kementerian Pertanian dikhawatirkan mengalami hambatan birokrasi karena berbeda atap.

"Peleburan juga dapat menyebabkan peneliti terpencar ke beberapa unit kerja di Kementan dan Pusat Riset di BRIN. Padahal sebelumnya berada dalam satu sistem dan saling terkait," jelas Tahlim.

"Alih fungsi peneliti juga dapat mengurangi jumlah peneliti, padahal mestinya harus terus ditingkatkan," papar Tahlim.

KEYWORD :

BRIN Litbang Kementerian Alinea Forum peleburan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :