Jum'at, 19/04/2024 04:20 WIB

PM Su Tseng-chang: Taiwan Tidak akan Runtuh Seperti Afghanistan

China, yang mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk memaksa Taipei menerima kedaulatan China, yang menimbulkan kekhawatiran di Washington dan ibu kota Barat lainnya.

Para penjaga kehormatan melakukan upacara penurunan bendera nasional Taiwan di Liberty Square, saat penyebaran COVID-19 berlanjut, di Taipei, Taiwan pada 1 April 2020. (Foto: Reuters / Ann Wang / Files)

Taipei, Jurnas.com - Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang mengatakan, Taiwan tidak akan runtuh seperti Afghanistan jika terjadi serangan. Itu merupakan peringatan tidak langsung kepada China untuk tidak "tertipu" dengan berpikir dapat mengambil pulau itu.

China, yang mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk memaksa Taipei menerima kedaulatan China, yang menimbulkan kekhawatiran di Washington dan ibu kota Barat lainnya.

Kekalahan pemerintah Afghanistan setelah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dan pelarian presiden telah memicu diskusi di Taiwan tentang apa yang akan terjadi jika terjadi invasi China, dan apakah AS akan membantu mempertahankan Taiwan.

Ditanya apakah presiden atau perdana menteri akan melarikan diri jika musuh berada di gerbang seperti di Afghanistan, Su mengatakan orang tidak takut ditangkap atau mati ketika Taiwan adalah kediktatoran di bawah darurat militer.

"Saat ini, ada negara kuat yang ingin menelan Taiwan dengan kekerasan, dan kami juga tidak takut dibunuh atau dipenjara," kata Su seperti disadur dari Reuters.

"Kita harus menjaga negara ini dan tanah ini, dan tidak seperti orang-orang tertentu yang selalu membicarakan gengsi musuh dan merendahkan tekad kita," sambungnya.

Apa yang terjadi di Afghanistan menunjukkan bahwa jika suatu negara berada dalam kekacauan internal, tidak ada bantuan dari luar yang akan membuat perbedaan, dan orang Taiwan harus percaya pada tanah mereka dan bahwa mereka dapat mempertahankannya, tambah Su.

Semua orang yang bekerja bersama untuk dengan cepat mengendalikan lonjakan domestik baru-baru ini dalam infeksi COVID-19 menunjukkan apa yang dapat dicapai ketika Taiwan bersatu. "Kami juga memberi tahu pasukan asing yang ingin menyerang dan merebut Taiwan - jangan tertipu," tambah Su, merujuk pada China.

AS, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, tetapi merupakan pendukung internasional dan pemasok senjata terpentingnya.

Namun telah lama ada kekhawatiran di Taiwan bahwa jika terjadi serangan China, Amerika Serikat tidak akan bersedia untuk datang membantu pulau itu.

Presiden Tsai Ing-wen mengawasi program modernisasi militer yang ambisius untuk meningkatkan industri senjata dalam negeri dan menjadikan Taiwan "landak" yang dilengkapi dengan senjata canggih dan sangat mobile untuk membuat invasi China sesulit mungkin.

KEYWORD :

Taiwan China Amerika Serikat Afghanistan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :