Ilustrasi Energi Terbarukan (Foto: Istimewa)
Beijing, Jurnas.com - Studi terbaru menemukan bahwa investor di China sudah mulai beramai-ramai beralih ke semikonduktor, energi terbarukan, dan perusahaan yang berfokus pada konsumen.
Kecenderungan ini diyakini dapat memberikan perlindungan dari carut-marut regulasi yang telah menghancurkan kepercayaan konsumen, dan memaksa pemodal untuk merombak portofolio.
Sejumlah pengelola keuangan memandang regulasi keras Beijing yang dikomandoi Partai Komunis China, memukul saham di berbagai sektor, mulai dari bimbingan belajar hingga teknologi besar, dalam upaya mengejar kemakmuran bersama dengan mengorbankan keuntungan sektor swasta.
Sejak Juni, misalnya, indeks saham energi bersih China dan perusahaan semikonduktor naik lebih dari 30 persen, dibandingkan dengan penurunan 5 persen di pasar yang lebih luas, dan penurunan 15 persen di saham teknologi Hong Kong.
"Pembelian telah datang dari semua jenis investor," kata ahli strategi investasi senior Credit Suisse Suresh Tantia dikutip dari Reuters pada Kamis (12/8).
Ekspor Rambut Palsu China ke Korea Utara Melejit
"Reksa dana investor asing, mereka masih perlu mengalokasikan uangnya di China karena mandat mereka, sehingga mereka sekarang ingin berinvestasi sejalan dengan dukungan pemerintah," sambung dia.
Sebagaimana diketahui, Presiden Xi Jinping fokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca, dengan tujuan mengurangi emisi karbon pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060.
"Ada (kendaraan listrik), energi terbarukan, semikonduktor dari sudut pandang swasembada. Kami melihat sektor-sektor ini dan melihat bahwa mereka dapat terus menerima dukungan," jelas Alex Wolf, kepala strategi investasi di JP Morgan Private Bank.
"Satu lagi adalah upgrade manufaktur. China sangat tertarik, dan mereka telah mengatakannya dalam rencana lima tahun, untuk mempertahankan manufaktur sebagai bagian tertentu dari ekonomi, (dan) jika ada yang meningkatkannya," sambung dia.
KEYWORD :Investor Asing China Semikonduktor Energi Terbarukan
