Rabu, 24/04/2024 20:37 WIB

Manajemen Iklim Berperan Penting dalam Mendongkrak Produksi Hortikultura

Informasi iklim merupakan hal yang sangat penting dalam rangka peningkatan produksi dan nilai tambah produk hortikultura.

Salah satu langkah cepat yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengatasi musim kemarau adalah menurunkan tim khusus untuk penanganan kekeringan di wilayah sentra produksi padi.

Jakarta, Jurnas.com - Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan bahwa informasi iklim merupakan hal yang sangat penting dalam rangka peningkatan produksi dan nilai tambah produk hortikultura.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto saat melakukan bimbingan teknis bertemakan Penerapan Informasi Iklim untuk Mendorong Budidaya Hortikultura secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan YouTube baru ini.

"Kombinasi sains, teknologi dan ilmu leluhur sangat penting untuk mencegah distorsi dalam produksi pangan sehingga produksi pangan tidak terhambat," ujar Prihasto.

"Prediksi terhadap iklim makro maupun mikro serta penentuan jadwal tanam yang tepat untuk menentukan langkah adaptasi dan mitigasi yang lebih dini dalam penanganan dampak perubahan iklim menjadi hal yang konkret terhadap upaya real menjaga produksi di kampung hortikultura," sambung dia.

Selanjutnya Direktur Perlindungan Hortikultura, Inti Pertiwi menyampaikan bahwa dibutuhkan langkah-langkah konkret dalam menangani dampak perubahan iklim di Indonesia.

"Kita membutuhkan strategi dalam menyikapi perubahan iklim dengan cara antisipasi, adaptasi dan mitigasi. Dalam hal ini pemanfaatan informasi iklim sebagai langkah adaptasi dengan menerapkan perencanaan budidaya tanaman dan penentuan jadwal tanam. Kita juga perlu waspada terhadap iklim ekstrem yang menyebabkan kebanjiran dan kekeringan," ujar dia.

Selain itu perlu memperhatikan penggunaan teknologi tepat guna dalam meningkatkan produksi dan produktivitas hortikultura misalnya varietas tahan cekaman kering/basah, irigasi dan naungan.

Adaptasi lingkungan yang ideal di dataran medium membutuhkan teknologi untuk memanipulasi iklim mikro (suhu, kelembaban, radiasi dan air tanah) sehingga menyediakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman hortikultura.

Guru Besar Klimatologi Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, mengatakan bahwa untuk melakukan adaptasi perubahan iklim dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti mengurangi suhu dan radiasi matahari serta meningkatkan kelembaban dan kadar air tanah dengan menggunakan teknologi naungan, irigasi mikro (fog/ mist irrigation) dan mulsa.

"Selain itu pertanian membutuhkan teknologi Smart Farming untuk membantu kegiatan budidaya dan mengurangi biaya produksi. Penerapan menggunakan teknologi otomasi digital (Iot) dan kecerdasan buatan (AI) misalnya sensor fisik dan iklim mikro untuk mengukur kondisi fisik dan lingkungan tanaman," ujar dia.

Informasi iklim sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan budidaya hortikultura. Keragaman pola curah hujan di Indonesia menjelaskan pentingnya mengetahui informasi iklim. Beberapa pola curah hujan yang dikenal antara lain yaitu bimodal, local, monsunal dan multipattern.

"Pola curah hujan monsunal artinya memiliki satu kali periode basah dan satu kali periode kering, dengan perbedaan jumlah hujan yang jelas antara periode basah dengan periode kering. Misalnya di Kabupaten Brebes terjadinya bulan terbasah umumnya pada November/Januari dan bulan terkering umumnya pada Agustus/September, juga memiliki curah hujan tahunan berkisar antara 2.049-3.445 mm/tahun,” terang peneliti Ahli Madya Balai Penelitian Ahroklimat dan Hidrologi, Aris Pramudia.

Melihat pola curah hujan yang berbeda-beda pada tiap daerah, lanjutnya, maka dilakukan penyesuaian potensi dan pola tanam pada daerah masing-masing. Ia mengatakan,petani di Kabupaten Brebes mayoritas melakukan awal penanaman pada bulan April - Mei dan Oktober - November. Selain pengaruh iklim, penanaman bawang merah di Kab. Brebes juga dipengaruhi oleh kepemilikan lahan, misalnya untuk lahan sewa maka penanaman dilakukan pada bulan Februari - Mei.

KEYWORD :

Ditjen Hortikultura Perubahan Iklim




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :