Sabtu, 20/04/2024 13:06 WIB

Tinjau Sentra Vaksinasi HIPMI, Bamsoet: Semua Vaksin Sama, Tak Perlu Menunda-nunda

Melalui gencarnya vaksinasi, dunia dapat menekan peluang lahirnya varian baru dari virus Covid-19.

Ketua MPR, Bambang Soesatyo meninjau Sentra Vaksinasi HIPMI Jaya di Labschool Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa (3/8/21). (Foto: MPR)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi keterlibatan para pengusaha muda dalam percepatan vaksinasi Covid-19. Sebagaimana ditunjukan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (HIPMI Jaya) yang bergotong royong bersama Labschool Kebayoran dan RS Gandaria mengadakan sentra vaksinasi Covid-19 di Labschool Kebayoran, Jakarta Selatan.

Pemberian dosis pertama sudah dilakukan pada 3 hingga 12 Juli 2021. Saat ini sedang dilakukan penyuntikan dosis ke-2 dari tanggal 31 Juli 2021 hingga 9 Agustus 2021. Sentra Vaksinasi HIPMI Jaya menyasar sekitar 4 ribu warga DKI Jakarta, termasuk pelaku usaha UMKM dan berbagai kalangan masyarakat umum lainnya.

"Setelah divaksinasi, pelaku UMKM bisa lebih tenang melanjutkan kegiatan usahanya, begitupun dengan masyarakat lainnya," ujar Bamsoet usai meninjau Sentra Vaksinasi HIPMI Jaya di Labschool Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa (3/8/21).

Bamsoet menjelaskan, saat ini varian virus Covid-19 sudah bermunculan. Dari mulai Alpha, Beta, dan Delta. Melalui gencarnya vaksinasi, dunia dapat menekan peluang lahirnya varian baru dari virus Covid-19. Sekaligus memutus mata rantai penyebar virus dan mempercepat penyelesaian pandemi Covid-19.

"Indonesia menggunakan berbagai merk vaksin yang sudah disetujui WHO. Antara lain Sinovac, Sinopharm, Astrazeneca, dan Moderna. Masyarakat tidak perlu ragu menerima vaksinasi dari merk apapun karena sudah terjamin keamanan, keefektifan, dan kehalalannya. Vaksin terbaik adalah vaksin yang sudah tersedia dan dapat kita akses. Divaksin dengan Sinovac, Sinopharm, ataupun Astrazeneca, semuanya sama. Lebih cepat divaksin, lebih baik. Tidak perlu menunda-nunda," jelas Bamsoet.

Bamsoet menerangkan, keberadaan vaksinasi tidak boleh menjadi alasan bagi masyarakat untuk mengabaikan atau malah melupakan protokol kesehatan. Mengingat penyebaran virus Covid-19 masih terbilang tinggi.

"Positivity rate Indonesia, perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan, masih terbilang tinggi. Per 2 Agustus, secara nasional tercatat mencapai 21 persen. Sementara di DKI Jakarta 12,4 persen. Keduanya jauh diatas standar yang ditetapkan WHO, yakni 5 persen. Karenanya selain menggencarkan vaksinasi, penerapan protokol kesehatan juga tidak boleh kendor," pungkas Bamsoet.

KEYWORD :

Kinerja MPR Bambang Soesatyo Vaksinasi Positivity Rate Protokol Kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :