Kamis, 25/04/2024 13:59 WIB

Kebijakan Inggris Cabut Karantina Dianggap Diskriminatif

Keputusan Inggris mengecualikan Prancis dalam kebijakan bebas karantina bagi pelancong asal Amerika Serikat dan Uni Eropa, dianggap diskriminatif.

Lari maraton di Paris, Prancis (foto: UPI)

Paris, Jurnas.com - Keputusan Inggris mengecualikan Prancis dalam kebijakan bebas karantina bagi pelancong asal Amerika Serikat dan Uni Eropa, dianggap diskriminatif.

Demikian disampaikan oleh Menteri Eropa Prancis, Clement Beaune dikutip dari Euro News pada Kamis (29/7). Dia menyebut kebijakan ini sukar dipahami.

"Ini tidak berdasar secara ilmiah. Ini adalah keputusan yang diskriminatif, saya pikir, terhadap Prancis, karena semua orang Eropa, bahkan dari negara-negara dengan situasi kesehatan yang lebih sulit dari pada kita tidak peduli, atau tidak lagi peduli dengan karantina," kata Beaune.

"Ini berlebihan dan terus terang tidak bisa dipahami dari sudut pandang kesehatan," sambung dia.

"Jika saya tidak salah, varian Beta yang terkenal dari Afrika Selatan dan mewakili kurang dari 5 persen kasus di Prancis dan sebagian besar di wilayah luar negeri yang tidak peduli dengan arus (perjalanan) menuju Inggris Raya," lanjutnya.

Tanggapan Prancis muncul sehari setelah otoritas Inggris mengabaikan persyaratan isolasi diri 10 hari untuk pelancong dari negara-negara zona kunin, selama mereka sudah divaksinasi penuh dengan vaksin resmi Inggris.

Namun bebas karantina tidak berlaku bagi warga Prancis, yang oleh Inggris digolongkan sebagai "amber plus", mengutip varian Beta sebagai kekhawatiran.

Sementara itu Inggris berada dalam kategori "oranye" Prancis, yang berarti bahwa orang yang divaksinasi lengkap dapat melakukan perjalanan ke Prancis tanpa harus dikarantina pada saat kedatangan.

KEYWORD :

Inggris Prancis Bebas Karantina Pelancong Asing




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :