Rabu, 24/04/2024 23:30 WIB

Komisi IX DPR: Segera Selesaikan Uji Klinis dan Beri EUA pada Ivermectin

Kalangan dewan meminta Pemerintah untuk melakukan berbagai upaya dalam mengendalikan dan mengurangi laju penyebaran virus Covid-19. 

Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay. (Foto: Dok. Jurnas)

Jakarta, Jurnas.com - Kalangan dewan meminta Pemerintah untuk melakukan berbagai upaya dalam mengendalikan dan mengurangi laju penyebaran virus Covid-19. 

Selain mempercepat pelaksanaan vaksinasi, menurut anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay, hal lain yang perlu diseriusi adalah penyediaan obat-obatan bagi masyarakat yang terpapar. 

“Terkait hal ini, ada delapan obat yang selama ini dinilai mampu menyembuhkan orang yang terpapar Covid. Kedelapan obat itu adalah Azythromycin, Multivitamin, Ivermectin, Oseltamivir, Remdesivir, Favipiravir, IV Immunogobulin (IVIg), danTocilizumab (Actemra),” kata dia kepada wartawan, Senin (19/7). 

Saleh menjelaskan, Menurut Menteri Kesahatan Budi Gunadi Sadikin, obat-obatan tersebut perlu suplai tambahan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi.

Dari kedelapan jenis obat yang dipaparkan menkes tersebut, Ivermectin menjadi salah satu yang menarik. Sebab, ketika menkes memaparkan itu sama artinya bahwa obat tersebut benar-benar dibutuhkan. Bahkan, bisa jadi telah diberikan ke banyak pasien yang terpapar.

"Anehnya, di lapangan Ivermectin itu diperdebatkan. Kalau sudah dipergunakan, semestinya yang perlu dilakukan adalah studi lanjutan. Termasuk uji klinis dan Emergency Use Authorization-nya,” kata Saleh.

Oleh karena itu, Saleh meminta Kementerian Kesehatan dan BPOM untuk segera mempercepat proses uji klinis terhadap Ivermectin. Pasalnya, di banyak negara Ivermectin sudah banyak dipergunakan. Dan berdasarkan laporan yang ada, Ivermectin sejauh ini dinilai efektif untuk menyembuhkan orang yang terpapar Covid. 

"Harus ada percepatan dan pemotongan birokrasi yang tidak perlu. Bagus juga jika dilakukan benchmark dengan negara-negara lain yang sudah lebih dahulu berhasil dan telah mengeluarkan EUA. Dalam situasi seperti ini, harus ada sense of emergency-nya. Pandemi tidak bisa diatasi dalam format business as usual,” terangnya.

"Saya sebetulnya senang mendengar bahwa uji klinis terhadap ivermectin sedang dilakukan di delapan rumah sakit. Tentu ini sudah baik. Namun akan lebih baik lagi jika prosesnya dipermudah agar segera bisa diperoleh kesimpulan secara akademik. Dan pada akhirnya, EUA bisa juga segera dikeluarkan,” imbuh politisi PAN ini. 

Keberadaan ivermectin sebagai obat covid dinilai sangat penting. Di tengah meningkatnya eskalasi orang yang terpapar, kebutuhan obat memang sangat mendesak. Apalagi, ivermectin ini adalah obat yang sangat murah yang dapat diakses masyarakat.

"Dari jenis-jenis obat lainnya, saya dengar Ivermectin paling murah. Bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Karena itu, ketersediaannya harus dijaga agar tidak terjadi kelangkaan. Kalau langka, ya harganya nanti bisa naik. Di sini letak pentingnya peran kemenkes dan BPOM untuk mengawal agar obat ini tersedia dalam jumlah yang cukup,” tandasnya.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi IX DPR PAN Saleh Partaonan Daulay Ivermectin Covid-19 BPOM




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :